Ahad 19 Apr 2015 11:05 WIB

Muslim Queensland Harap Tuhan Ampuni Pembakar Masjid

Rep: C13/ Red: Erik Purnama Putra
Polisi menjaga Masjid Toowomba yang dibakar orang tak dikenal.
Foto: ABC
Polisi menjaga Masjid Toowomba yang dibakar orang tak dikenal.

REPUBLIKA.CO.ID, TOOWOOMBA -- Para Pemimpin umat Islam mencoba untuk melawan kebencian dengan rasa cinta. Bahkan, mereka meminta Allah SWT untuk mengampuni pihak yang telah membakar Masjid Toowoomba, Queensland, Australia.

"Kami harap Tuhan mengampuni mereka atas apa yang telah mereka lakukan," kata Juru Bicara Dewan Islam Queensland, Ali Kadri, seperti dikutip On Islam, Ahad (19/4). Kadri juga menegaskan, masjid merupakan tempat ibadah yang selalu memberikan kedamaian kepada siapapun.

Pasalnya, Islam dan masjid selalu memberikan kedamaian, Kadir pun berusaha untuk mendorong hidup mereka dengan kedamaian. Menurutnya, mereka itu harus diupayakan untuk tidak hidup dengan rasa kebencian. Apalagi, tambah dia, menyerang Muslim di tempat ibadah yang damai.

Komentar Kadri itu muncul bukan tanpa sebab. Dia melakukannya setelah tertangkapnya dua tersangka pembakaran Masjid Toowoomba yang terjadi baru-baru ini. Kebakaran ini dapat dihindari setelah alarm mengeluarkan bunyi pukul 01:50 waktu setempat, yang kemudian api dapat dipadamkan dalam waktu satu jam.

Tiga bulan sebelumnya, kebakaran lain juga berhasi menghancurkan hampir 80 persen dari masjid. "Karpet dibakar, dinding dibakar, kantor Imam benar-benar terbakar habis dan semua jendela telah hancur," kata Kadri.

Serangan pada Jumat (17/4) malam, terhadap Masjid Toowoomba jelas telah dikutuk oleh para pejabat kota. Tindakan tersebut dianggap sebagai perilaku yang merusak kerukunan umat beragama di daerah.

Wali Kota Toowoomba, Paul Antonio mengatakan, komunitas Islam telah berusaha untuk memelihara perdamaian. Menurutnya, perilaku itu merupakan penghinaan yang mengerikan untuk sebagian besar orang.

Seperti diketahui, Muslim telah berada di Australia selama lebih dari 200 tahun. Keberadaan mereka berhasil membentuk sekitar 1,7 persen dari populasi yang berjumlah 20 juta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement