Senin 20 Apr 2015 07:21 WIB

Korea Utara Kembali Izinkan Pelari Asing Ikuti Maraton Nasional

Rep: c09/ Red: Hazliansyah
Maraton Pyongyang
Foto: Telegraph
Maraton Pyongyang

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara kembali mengizinkan pelari amatir asing berpartisipasi dalam lomba lari marathon 10 km di Pyongyang. Acara yang digelar pada 15 April lalu itu merupakan bagian dari perayaan ulang tahun mantan pemimpin Korea Utara, Kim Il-sung, ayah dari Kim Jong-il dan kakek dari Kim Jong-un. 

New York Times melansir, pada Ahad (20/4), 50 ribu kursi di Stadion Kim Il-sung hampir penuh penonton yang ingin menyaksikan marathon. Ada sekitar 650 pelari dari 30 negara yang datang untuk menjajal kemampuan mereka di trek lari marathon Korea Utara. 

Para pelari dari berbagai negara selalu menunggu-nunggu diselenggarakannya Pyongyang Marathon. Sebab Korea Utara selama ini diketahui sebagai negara yang tertutup. 

Pada Februari lalu, Korea Utara menyatakan negaranya tertutup bagi orang asing karena khawatir akan adanya penularan virus ebola. Namun, pada Maret, pintu masuk ke Korea Utara kembali dibuka.

O Ryong-jong, seorang pejabat Kementerian Olahraga Korea Utara, menyatakan Korea Utara ingin memperluas akses pariwisata. Negara tersebut berusaha membangkitkan minat wisatawan untuk datang, salah satunya melalui olahraga marathon.

"Kami mencoba memulihkan citra antagonis yang dimiliki Negara kami, banyak orang yang melihat negara kami sebagai tempat pengembangan militer dan tempat orang-orang miskin," kata dia, Ahad (19/4).

Sehingga, jelasnya, negara ingin turis asing melihat sendiri keadaan Korea Utara. Dalam marathon, pelari Korea Utara berbaur dengan pelari asing.

Namun pelari asing dilarang mengibarkan bendera Amerika Serikat, Korea Selatan atau Jepang. Selain itu, pelari asing juga tidak boleh menggunakan logo tertentu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement