Senin 27 Apr 2015 07:47 WIB

Gadis-Gadis yang Diperkosa ISIS Lakukan Aborsi Ilegal

penghuni camp Yarmouk dalam cengkeraman ISIS.
Foto: aljazeera
penghuni camp Yarmouk dalam cengkeraman ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, KURDISTAN -- Dokter-dokter di Kurdistan, Irak tak kuasa menolak banyaknya permintaan aborsi gadis-gadis korban kekerasan seksual pasukan ISIS. Bahkan dilaporkan seorang anak perempuan usia sembilan tahun harus melakukan aborsi demi keselamatan dan masa depannya.

Anak-anak yang mengalami trauma seksual berasal dari komunitas minoritas Yazidi, yang beberapa waktu lalu telah dibebaskan ISIS selama lebih kurang tujuh bulan penahanan. Diperkirakan sepanjang tahun ini, ada 40 ribu warga diculik di bawah todongan senjata oleh ISIS sejak Agustus tahun lalu.

Pascapenyanderaan, banyak korban trauma yang sekarang telah menemukan jalan mereka kembali ke keluarga mereka di Kurdistan. Puluhan di antaranya dilaporkan melakukan aborsi ilegal dan banyak juga diam-diam mencari operasi untuk mengembalikan keperawanan mereka yang hilang.

Sunday Times, Ahad (26/4) melaporkan, seorang remaja menceritakan bagaimana ketika dia berusia 13 tahun, diculik oleh ISIS, kemudian diperkosa hingga membuatnya hamil. Ada juga yang melaporkan dua gadis lain melarikan diri dari penculik setelah mereka mengikat seprei bdan memanjat keluar dari jendela lantai dua.

"Jika aku melihat mereka (ISIS) lagi, aku ingin memotong-motong dan mencabiknya..." kata seorang korban yang tak diungkap identitasnya.

Dilaporkan, salah satu korban termuda yang jatuh hamil adalah seorang gadis 9 tahun, menurut pekerja bantuan berbasis di Kanada Yousif Daoud. Dia mengatakan kepada Daily Mail, "Gadis ini sangat muda dia bisa mati jika dia melahirkan seorang bayi," ujarnya.

Lebih dari 200 orang tua dan lemah Yazidi dibebaskan awal bulan ini oleh militan ISIS. Mereka diserahkan kepada pasukan Kurdi di dekat kota Kirkuk. Banyak di antara sandera terlalu lelah dan bingung untuk berbicara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement