Senin 27 Apr 2015 16:04 WIB

Jadi Pengamat Konferensi Nuklir PBB, Israel Buat Kebijakan

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Winda Destiana Putri
Reaktor nuklir Israel
Reaktor nuklir Israel

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel untuk pertama kalinya menghadiri konferensi non proliferasi nuklir terbuka PBB sebagai pengamat Senin (27/4).

Padahal sejak 20 tahun lalu negara perebut wilayah Palestina ini telah absen dari konferensi. Israel adalah satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir.

Israel melakukan protes terhadap penandatangan NPT tahun 1995 kaena dianggap bias. "Kami berpikir ini adalah waktu bagi semua negara utuk duduk bersama membahas masalah yang dihadapi di kawasan Timur Tengah," ujar pejabat Israel seperti dilansir Reuters.

Israel berharap dapat melakukan negosiasi dengan negara regional terkait keamanan. Mereka juga berharap konferensi ini bukan untuk mengubah kebijakan dan justru sebaliknya Israel dapat menekankan kebijakan miliknya pada PBB.

Diplomat barat di PBB mengatakan Mesir tidak mungkin memiliki sikap agresif terhadap Israel karena ini pertemuan terakhir. Israel dan negara Arab lainnya khawtir kesepakatan nuklir Iran akan membuat AS berpihak pada Iran sepenuhnya.

Pejabat Mesir mengatakan pihaknya ingin bebas dari senjata nuklir. "Ini bukan untuk melawan Israel atau Iran tapi untuk semua orang. Kami tidak merasa ditekan oleh Israel"ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement