Senin 27 Apr 2015 18:32 WIB

PBB tidak Setuju Aksi Militer Atasi Krisis Migran

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
Imigran gelap (ilustrasi)
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Imigran gelap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- PBB menegaskan tidak ada aksi militer dalam penyelesaian krisis migran di Mediterania. Pada Ahad (26/4), Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mengatakan pemimpin Eropa harus mencari cara lain mengatur aliran migran yang menggunakan perahu seadanya.

"Tidak ada solusi militer untuk tragedi kemanusiaan di Mediterania," kata Ban. 

Menurutnya, sangat penting menggunakan pendekatan holistik dengan melihat akar permasalahan penyebab aliran migran. 

Ban menuturkan, mereka harus mempertimbangkan sisi keamanan, hak asasi migran, dan jaringan hukum imigrasi. Dalam sebuah wawancara dengan koran Italia La Stampa, Ban mengatakan PBB siap membantu mengatasi masalah. 

"PBB fokus pada keamanan dan melindungi hak asasi manusia," kata Ban ketika ditanya tentang usulan Perdana Menteri Italia Matteo Renzi menangkap dan menghancurkan kapal pembawa imigran.

Uni Eropa berjanji menggelontorkan lebih banyak dana dalam upaya penyelamatan. Pada Kamis, para pemimpin Uni Eropa sepakat mengeluarkan tiga kali lipat dana dalam upaya pencarian oleh angkatan laut di Mediterania. 

Namun masih belum jelas bagaimana mereka akan mengatasi krisis dalam jangka panjang. Pasalnya, Uni Eropa berhadapan dengan masalah perdagangan manusia berkedok distribusi pencari suaka di sekitar 28 negara Uni Eropa.

Ban mengunjungi Italia pada Senin dan bertemu dengan beberapa politisi, termasuk kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini. Mogherini mengatakan mereka akan membahas usulan penghancurkan kapal. 

"Hal tersebut bukan berarti menyiapkan intervensi militer di Libya," katanya pada harian La Repubblica.

sumber : ap/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement