Senin 04 May 2015 17:04 WIB

Pesawat Tempur Saudi Kembali Gempur Houthi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ilham
Pasukan artileri Arab Saudi menyerang markas militan Houthi yang menguasai Yaman.
Foto: Reuters
Pasukan artileri Arab Saudi menyerang markas militan Houthi yang menguasai Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Pesawat tempur milik Arab Saudi kembali menggempur pangkalan udara militer Sanaa yang dikuasai militan Houthi Ahad (3/5). Pesawat juga menargetkan kamp pasukan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh di distrik Arhab Utara. Tidak ada korban jiwa yang jatuh akibat serangan tersebut.

Perang juga terus berlangsung di pusat Mualla dan Khor Maksar di selatan Aden. Pelabuhan, kamp militer, dan bandara menjadi lokasi bentrokan selama tiga hari terakhir. Warga di wilayah Mualla dan Khor Maksar saat ini mengungsi di distrik Mansoura.

Berdasarkan keterangan sumber militan di Selatan Aden, empat anggota Houthi tewas. Sedangkan anggota militan Iran yang tewas sebanyak 15 orang. Namun, perlawanan dari Houthi tak berhenti. Mereka menambah pasukan di al Dhalea dan Abyan.

Juru Bicara kelompok Militan perlawanan rakyat selatan mengatakan, Arab Saudi juga mengirimkan 40-50 pasukan khusus tentara Arab. Mereka tiba di Aden pada Ahad, kemarin dan bertempur di sekitar bandara.

Koalisi Arab Saudi membantah laporan serangan darat yang dilakukan olehnya. Mereka juga menolak berkomentar terlibatnya pasukan khusus.

Komandan Militer Saudi, Brigjen Ahmed Asseri mengatakan, tidak ada pasukan non Yaman di Aden. Namun, pihaknya akan terus membantu militan lokal memerangi Houthi.

Kabar pasukan darat Arab Saudi tiba juga dilaporkan oleh surat kabar al Ghad. "Pasukan darat Arab Saudi tiba dan langsung ikut berperang Ahad (3/5)," laporan suratkabar tesebut.

Human Rights Watch (HRW) mengatakan, koalisi Arab Saudi telah menggunakan bom cluster yang dilarang sebagian besar negara. Selama ini mereka mendapatkan kiriman logistik dari AS, Inggris, dan Perancis.

"Bukti menunjukkan bahwa Arab Saudi menggunakan amunisi cluster yang dikirimkan oleh AS saat menyerang Houthi," ujar pejabat HRW. Mereka melihat senjata CBU-105 saat melihat foto-foto yang diambil saat pertempuran dekat Saada.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement