Senin 04 May 2015 21:31 WIB

AS-Iran Jalin Kerja Sama di Bidang Energi

Minyak Iran/ilustrasi
Foto: cbsnews.com
Minyak Iran/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Delegasi asal Amerika Serikat akan mengunjungi Iran untuk menjajaki potensi kerja sama bidang energi dengan Teheran meski perundingan nuklir antara dua negara masih dilangsungkan, demikian pejabat kementerian minyak setempat mengatakan.

Washington memberlakukan sanksi kepada Teheran dengan melarang semua perusahaan ataupun badan pemerintahan asal Amerika Serikat untuk berdagang secara langsung ataupun tidak lansung dengan sektor minyak di Iran. Washington juga melarang semua bentuk pembiayaan di bidang yang sama.

Perusahaan-perusahaan Amerika Serikat juga tidak boleh berinvestasi di sektor minyak dan gas Iran ataupun menjalankan bisnis perdagangan dengan negara tersebut.

Pemberlakuan sanksi tersebut terkait dengan sengketa nuklir antara dua negara yang hingga kini masih dirundingkan. "Dengan kunjungan pihak Amerika Serikat pada pekan ini dan potensi pencabutan sanksi terhadap industri minyak Iran, kami akan menerima keterlibatan perusahaan gas dan minyak internasional asal Amerika Serikat di Iran pada masa mendatang," kata Wakil Menteri Perminyakan Abbas Sheri-Moghaddam dilansir Reuters Senin (4/5).

Sebelumnya pada 2 April lalu di Swiss, kesepakatan sementara telah tercapai Iran, Amerika Serikat, dan sejumlah negara besar lain. Perjanjian akhir rencananya akan diselesaikan pada 30 Juni mendatang.

Dalam kesepakatan itu, Teheran akan mengurangi sebagian program nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi-sanksi ekonomi.

Sheri-Moghaddam tidak merinci lebih lanjut siapa delegasi yang akan mengunjungi negaranya, namun di sisi lain menambahkan bahwa sejumlah "perusahaan asal Eropa dan Amerika Serikat" telah menyatakan kesiapan untuk berinvestasi dalam sejumlah proyek petrokimia baru di Iran.

Sanksi ekonomi dari negara-negara Barat sejak 2012 lalu telah memukul ekspor minyak Iran menjadi 1,1 juta barel per hari dari 2,5 juta barel per hari. Hilangnya pendapatan dari sektor minyak itu telah membuat Iran kesulitan melakukan ekspansi bisnis energi ataupun membeli peralatan baru dengan teknologi yang lebih canggih.

Sanksi yang sama juga telah membuat sejumlah perusahaan besar asal Amerika Serikat dan Eropa meninggalkan Iran.

Iran sendiri sudah berulangkali mengatakan bahwa Teheran tidak membatasi investasi dari perusahaan-perusahaan Barat, termasuk Amerika Serikat, di sektor minyak dan gas.

Pada 2013 lalu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan bahwa tujuh perusahaan Barat akan disambut baik untuk kembali ke Iran setelah sanksi-sanksi ekonomi dicabut, termasuk raksasa asal Amerika Serikat ExxonMobil dan ConocoPhillips.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement