Selasa 05 May 2015 13:38 WIB

Lomba Kartun Nabi Muhammad Dibubarkan Setelah Diserang ISIS

Red: Ilham
Penyelenggara kontes gambar nabi Muhammad, Pamella Geller
Foto: VOA
Penyelenggara kontes gambar nabi Muhammad, Pamella Geller

REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Kepolisian Dallas merilis gambar pelumpuhan dua jihadis yang hendak menyerang kerumunan peserta di acara lomba menggambar kartun Nabi Muhammad Saw pada Senin (4/5), kemarin. Gambar itu menunjukkan salah satu orang tergeletak di tanah dan sebuah tas yang diamankan oleh petugas di Dallas, daerah pinggiran Garland, Texas.

Serangan dimulai ketika pria bersenjata, Elton Simpson dan kawannya Nadir Soofi melintas di luar ruang kontes dan menembaki penjaga keamanan pada hari Ahad, lalu. Polisi yang berada tidak jauh dari tempat itu kemudian membantu petugas keamanan itu. Baku tembak pun terjadi sekitar 15 detik.

"Tersangka pertama ditembak langsung," kata walikota Garland, Douglas Athas, seperti dilansir The Mirror, Senin (4/5). "Yang kedua terluka dan meraih ranselnya. Ia ditembak lagi."

Simpson dan Soofi diduga berafiliasi dengan Negara Islam (ISISI). Penjinak bom dari FBI dipanggil dan dua robot dikerahkan untuk memeriksa kemunkinan bahan peledak. Seluruh kota pun disisir. Namun, tidak ada bahan peledak yang ditemukan. Lomba yang kontroversial itu pun dibubarkan polisi.

Meski berhasil digagalkan, serangan itu berhasil menakuti acara yang menghina nabi tersebut. Mereka takut kejadian Charlie Hebdo empat bulan yang lalu terulang lagi. Saat itu, dua militan menyerang kantor majalah Perancis sebagai balas dendam karena menerbitkan kartun Nabi Muhammad. Sebelas orang tewas dalam kejadian itu.

Setelah kejadian itu, pengguna Twitter mulai menggunakan hashtag #JeSuisGarland, mirroring #JeSuisCharlie, untuk menetang penyerangan itu. Selain itu, beberapa jam setelah serangan, SITE Intelligence Group mengklaim di Twitter bahwa dua penyerang itu pendukung militan ISIS.

Acara di Garland diselenggarakan oleh kelompok anti-Islam Amerika, Freedom Defense Initiative. Lomba ini berhadiah sebesar $ 10.000 (sekitar Rp 130 juta).

Pendiri kelompok itu, Pamela Geller mengatakan, acara itu untuk membela kebebasan berbicara. Meskipun dia tahu penggambaran Nabi Muhammad dianggap menghina bagi Muslim. Mereka juga memilih tempat acara itu setelah tahu para Muslim Amerika telah mengadakan pertemuan di ruangan yang sama setelah peristiwa pembantaian Charlie Hebdo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement