Sabtu 16 May 2015 05:38 WIB

Wah...Kambing di Maroko Jago Memanjat Pohon

Rep: C27/ Red: Bayu Hermawan
Kambing Kurban (ilustrasi)
Foto: Republika/Musiron
Kambing Kurban (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAMRI -- Di barat daya Maroko, anda mungkin tidak salah dan dianggap bodoh jika bertanya "Apakah kambing bisa hidup di atas pohon?". Sebab kemana pun melihat, anda akan menemukan puluhan kambing yang menclok dan bermalas-malasan di puncak-puncak pohon.

Melihat kambing pendaki yang terampil di bagian wilayah batu terjal atau pegunungan untuk mencari makan menjadi hal yang biasa. Namun di Maroko, Anda akan menemukan kambing memanjat pohon dengan alasan yang sama, karena daerah tersebut begitu kering sehingga membuat kelangkaan makanan.

Kambing-kambing ini tertarik pada buah dari pohon Argan, yang matang pada bulan Juni setiap tahun. Pohon Argan tumbuh setinggi 8 hingga 10 meter dan dapat hidup sampai 150 hingga 200 tahun.

Pohon tersebut berduri, dengan batang keriput, tetapi bagi kambing yang bisa memanjat pohon tersebut selama berabad-abad, telah belajar untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.

Kambing asli daerah ini memiliki kaki yang terbelah. Setiap kuku memiliki dua jari kaki yang dapat menyebar, memberikan keseimbangan, sedangkan telapak kaki mereka yang lembut membantu mereka untuk berpegangan.

Hewan-hewan ini juga memiliki dua jari kaki vestigial lebih tinggidari  kaki mereka, yang disebut dewclaws. Ini ditemukan pada banyak spesies termasuk kucing dan anjing, tapi dewclaws kambing jauh lebih kencang sehingga membantu hewan ini dapat menarik diri cabang, atau menurunkan diri dari tebing.

Pohon Argan merupakan endemik semi-gurun Sous lembah barat daya Maroko dan wilayah Aljazair dari Tindouf wilayah Mediterania barat. Buah yang dihasilkan merupakan sumber yang berharga dari minyak, dan sumber penting ekonomi bagi masyarakat Berber Maroko.

Buah, yang berdiameter sekitar 2-4 cm seperti kacang yang dikelilingi oleh bagian berdaging yang menjadi bahan makanan para kambing . Di dalam kacang tersebut mengandung satu atau dua biji kecil kaya minyak.

Buah ini butuh waktu satu tahun untuk mantang. Pematangan biasanya pada bulan Juni-Juli tahun berikutnya. Sampai waktu panen tiba, kambing-kambing di jauhkan dari hutan yang penuh dengan pohon Argan karena kambing ini sering memakan buah sebelum matang juga suka memakan daun-daun yang tubuh.

Secara tradisional, kambing menjadi bagian dari bisnis minyak. Orang-orang Berber lokal akan membiarkan kambing untuk memakan buah, namun biji kacang sulit melewati sistem pencernaan.

Kambing akan mengeluarkan melalui kotoran, kemudian penduduk akan mengumpulkan. Biji tersebut dibersihkan selajutnya digiling atau ditekan untuk mengekstrak minyak, yang bisa digunakan sebagai dresing salad dan kosmetik.

Selama dua dekade terakhir, minyak argan telah medapatkan popularitas dan menjadi harga  paling mahal di dunia, sekitar 300 dolar AS/ liter. Minyak ini dijual di Eropa dan Amerika Utara di mana telah diubah menjadi produk yang menarik.

Ironisnya, popularitas minyak argan telah mengancam kelangsungan hidup pohon ini. Harga ekstra minyak  yang diperoleh dari penjualan telah memungkinkan penduduk setempat untuk membeli lebih banyak kambing, menghasilkan lebih banyak penadakian dan kerusakan pada pohon.

Banyak pohon juga ditebang untuk kayu atau untuk membuat jalan bagi tanaman lainnya. Melalui tahun 1970-an dan 1980-an sekitar 600 hektar hutan argan per tahun hilang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement