Jumat 22 May 2015 17:12 WIB

Militer Myanmar Tuding Ada Pengungsi Muslim Rohingya Palsu

Rep: C26/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Imigran suku Rohingya dari Myanmar berada di perhu mereka yang terdampar di perairan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5).
Foto: Antara/Syifa
Imigran suku Rohingya dari Myanmar berada di perhu mereka yang terdampar di perairan Desa Simpang Tiga, Kecamatan Julok, Aceh Timur, Aceh, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MYANMAR -- Komandan Militer Myanmar Min Aung Hlaing mengatakan kemungkinan beberapa orang yang ikut bergabung menjadi pengungsi Rohingya hanya berpura-pura. Mereka sebenarnya buka Muslim Rohingya karena mengharapkan bantuan dari PBB dan lembaga internasional lainnya.

Min mengisyaratkan sebagian besar korban hanya mengaku sebagai Muslim Rohingya dari Myanmar. Bisa jadi mereka berasal dari negara-negara lain yang hanya berpura-pura demi dapat bantuan. Ini disampaikannya dalam pertemuan dengan Wakil Sekretaris Negara Amerika Anton Blinken.

"Perlu adanya upaya untuk menyelidiki negara asal mereka, bukan dalam arti menuduh," katanya seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (22/5).

Hampir sebanyak 1,1 juta etnis Rohingya diperkirakan hidup tanpa kewarganegaraan. Sekitar 140 ribu orang mengungsi setelah bentrokan dengan umat Budha dimulai pada 2012.

PBB telah mendesak Myanmar menyelesaikan masalah kemanusiaan, diskriminasi rasial dan agama serta kekerasan yang terjadi. Banyak Rohingya telah lama mengeluhkan diskriminasi dan ditolak kewarganegaraan oleh negara asalnya. Myanmar membantah diskriminasi terhadap kelompok dan mengatakan itu bukan sumber masalah.

Ribuan pengungsi Rohingya melarikan diri ke negara-negara sekitar Myanmar seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak Kamis menjanjikan bantuan dan memerintahkan angkatan laut untuk menyelamatkan ribuan terpaut di laut. Malaysia dan Indonesia juga telah mengatakan mereka akan membiarkan sebanyak tujuh ribu migran di laut sekarang datang mendarat sementara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement