Sabtu 23 May 2015 02:00 WIB

Aung San Suu Kyi: Muslim Rohingya Punya Hak Sebagai Manusia

Rep: C20/ Red: Erik Purnama Putra
Pengungsi Muslim Rohingnya.
Foto: AP
Pengungsi Muslim Rohingnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sekian tahun diam saat Muslim Rohingya dibantai dan dinistakan etnis mayoritas Myanmar, tokoh politik sekaligus peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi akhirnya angkat bicara.

Melalui juru bicaranya, Nyan Win juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), Suu Kyi mengatakan bahwa Muslim Rohingya memilik hak untuk diperlakukan sebagai manusia. "Jika mereka tidak diterima sebagai warga negara, jangan dorong mereka ke laut," ujar Nyan Win kepada the Guardian pada pertengahan pekan ini.

Melalui juru bicaranya tersebut, Suu Kyi menilai Muslim Rohingya memiliki hak yang sama sebagai manusia. Selain itu, Nyan Win juga mengatakan bila Suu Skyi mewariskan cita-cita Jenderal Aung San.

"Cita-cita tersebut tentang sebuah negara untuk segala etnis yang beranak-pinak di Myanmar, termasuk Muslim Rohingya, Muslim Kaman, Muslim Panthay, dan Muslim Burma," kata Nyan Win.

Kini, bersama migran ekonomi dari Bangladesh, Muslim Rohingya meninggalkan gubuk-gubuk mereka di Rakhine untuk mencari penghidupan baru. Tujuan mereka adalah Malaysia, tapi mereka menjadi korban perdagangan manusia di Thailand.

Mereka ditolak di Malaysia, dan dilarang merapat ke pantai Indonesia, tapi sebagian dari mereka diselamatkan nelayan yang masih punya rasa prikemanusiaan. Di Aceh, 677 dari mereka diselamatkan nelayan, setelah nyaris mati kelaparan dan sakit.

Sebelumnya tokoh oposisi dan putri pahlawan kemerdekaan Myanmar tersebut diam sekian tahun lamanya. Ia pun mendapatkan tentangan dari banyak pihak dan mempertanyakan nobel perdamaian yang diraih oleh Suu Kyi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement