Ahad 24 May 2015 14:09 WIB

Irak Berusaha Rebut Kembali Ramadi

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Angga Indrawan
Suasana dekat kota Ramadi Irak.
Foto: AP
Suasana dekat kota Ramadi Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMADI -- Pasukan Militer Irak dan miitan Syiah menyerang ISIS dekat Ramadi, Sabtu (23/5). Juru bicara pemerintah mengatakan penyerangan ini untuk membalikkan keadaan di Ramadi yang kini dikuasai ISIS. 

"Ratusan militan Syiah berkumpul pekan lalu di pangkalan udara Habbaniya, Khalidiya, Siddiqiyah dan Madiq," ujar Anggota Dewan Provinsi Anbar Azzal Obaid, dilansir Reuters, Ahad (24/5).

Pasukan Irak mengatakan telah berhasil masuk Husaiba al Sharqiya sejauh tujuh kilometer dari perbatasan Ramadi. Mereka melakukan baku tembak dengan ISIS tanpa adanya korban.

Juru Bicara Hizbullah Jaffar Huseini mengatakan lebih dari 2.000 personelnya telah bergabung dengan pasukan pemerintah. Mereka juga berhasil mengamankan Khalidiya dan Habbaniya. 

Saat ini ISIS bergeser menuju Fallujah untuk menguasai lebih banyak wilayah Ramadi hingga ke Baghdad. Perdana Menteri Irak Haider al Abadi mengirim bantuan ke Anbar meskipun resiko ketegangan antar sekte akan kembali meningkat.

Juru Bicara PBB mengatakan sebanyak 55 ribu warga telah melarikan diri dari Ramadi karena diserbu ISIS. Mereka mengungsi di Anbar yang berbatasan Suriah.

Sementara itu ISIS juga menyerang benteng kuno di kota bersejarah di Palmyra, Suriah. Situs kuno ini berada di wilayah strategis dan dekat dengan gas alam. 

ISIS juga dilaporkan masuk ke setiap ruangan di gedung pemerintahan di Palmyra. Mereka menghancurkan Foto Presiden Suriah Bashar al Assad dan ayahnya. Sebanyak 200 tentara Suriah tewas di pusat kota.

Seorang pembom bunuh diri dari ISIS telah menewaskan 21 orang di sebuah masjid di AL Qadeeh, Arab Saudi. Serangan ini merupakan paling mematikan di Arab.

Mufti Besar Abdul Aziz Al al Sheikh mengatakan insiden ini merupakan tindakan kriminal untuk mengacaukan Arab Saudi. Ribuan demonstran turun kejalan untuk menuntut insiden yang ini. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement