Ahad 24 May 2015 15:37 WIB

Ditemukan Kuburan Massal di Bagian Utara Malaysia

Mendagri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.
Foto: The Star
Mendagri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Menteri Dalam Negeri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan bahwa kuburan-kuburan massal telah ditemukan di bagian utara negeri itu dekat dengan kamp-kamp penahanan yang dikelola para pedagang manusia, demikian satu laporan surat kabar Ahad (24/5).

Menteri Zahid yang dikutip the Star dan pernyataannya dimuat di laman surat kabar itu mengatakan kuburan-kuburan tersebut ditemukan di sepanjang perbatasan dengan Thailand. "Tetapi kami belum tahu ada berapa banyak. Kami kemungkinan besar akan menemukan jasad-jasad lagi," kata Zahid.

Harian itu sebelumnya dalam laporan-laporannya menyebutkan makam-makam mungkin berisi jasad ratusan migran asal Bangladesh dan Myanmar.

Operasi penyelamatan

Dari Desa Alaethakaw, Myanmar, sedikitnya delapan Muslim Rohingya dari Myanmar dilaporkan termasuk di antara 200 migran yang diselamatkan dari satu kapal oleh Angkatan laut Myanmar pada Kamis, menurut wawancara yang dilakukan kantor berita Reuters, berbeda dari laporan-laporan resmi yang menyebutkan semua migran di atas kapal itu berasal dari Bangladesh.

Myanmar ingin menunjukkan bahwa operasi penyelamatan itu sebagai bukti bahwa ribuan "orang perahu" bukan orang-orang Rohingya yang dianiaya asal Myanmar, membantah pihaknya melakukan aksi diskriminasi terhadap kelompok minoritas itu dan menolak tekanan supaya memebantu menyelesaikan masalah tersebut.

Asia Tenggara menghadapi krisis kemanusiaan yang melibatkan ribuan orang yang diperdagangkan dari Myanmar dan Bangladesh ke Malaysia dan Indonesia. Setelah operasi penumpasan mengganggu rute-rute penyelundupan, banyak orang sekarang terperangkap di laut yang PBB melukiskannya sebagai 'keranda terapung'.

"Ini jelas memperlihatkan bahwa 'orang-orang perahu bukan dari Myanmar', bukti kuat," kata Zaw Htay, seorang pejabat senior dari kantor presiden dalam pernyataannya di Facebook yang mengumumkan penyelamatan kapal itu pada Jumat.

Tetapi dalam satu kunjungan ke sebuah desa terpencil di bagian baratlaut Myanmar, tempat lebih 200 orang pria yang diselematkan sedang diberi makan dan dirawat di satu sekolah Islam, wartawan Reuters mewawancarai sekelompok Muslim Rohingya dari desa Kyak Taw di negara bagian Rakhine.

"Kami tak punya pekerjaan dan nekad menumpang kapal itu," kata Marmot Rarbi, 23 tahun. Dia mengatakan para pedagang manusia membiarkan delapan pria Rohingya naik kapal tanpa bayar, tetapi kemudian menuntut 6.500 ringgit Malaysia untuk menyelundupkan mereka ke Malaysia.

sumber : Antara/AFP/reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement