Senin 25 May 2015 13:20 WIB

Sekolah di Kamerun Hapus Diskriminasi Anak Disabilitas

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Penyandang Disabilitas
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Penyandang Disabilitas

REPUBLIKA.CO.ID, YAOUNDE -- Sekolah-sekolah di Kamerun membuat gebrakan dengan tak lagi melakukan diskriminasi untuk anak-anak penyandang cacat atau disabilitas. Mereka tetap bisa belajar satu kelas dengan anak-anak normal lainnya.

Di Promhandicam School, satu sekolah di Yaounde misalnya, setengah dari isi kelas adalah anak disabilitas. Sekolah yang terletak di Distrik Mimboman ini dibuka sejak 1975 oleh Daniel de Rouffignac, seorang pensiunan kolonel Prancis. Sekolah ini sekarang memiliki 120 murid dimana anak-anak disabilitas tetap bisa bepartisipasi penuh di kelas, meskipun mereka banyak yang buta, cacat anggota tubuh.

Anak-anak normal dan disabilitas sama-sama belajar membaca dalam braille. Manajer Sekolah, Sergio Janeselli mengatakan integrasi adalah kunci dari kesuksesan sekolah ini.

"Anda lihat? Anak-anak bisa tetap bermain bersama, tak peduli apakah mereka buta, cacat tubuh, atau normal," kata Janeselli, dilansir dari the Guardian, Senin (25/5).

Pada 2010, Kementerian Pendidikan kamerun mengumumkan aturan hukum yang bisa mengintegrasikan pendidikan bagi anak-anak cacat di sekolah publik. Promhandicam School misalnya, memproduksi bahan-bahan pelajaran yang sudah disesuaikan untuk anak-anak disabilitas.

Sekitar dua juta dari total 23 juta penduduk Kamerun adalah penyandang disabilitas. Badan Anak PBB, UNICEF memperkirakan bahwa 23 persen dari anak-anak cacat itu berusia 2-9 tahun dan sudah cacat dari lahir, sedangkan 65 persen lainnya cacat karena sakit, seperti polio, malaria, kusta, atau campak.

Laporan Badan Kesehatan Dunia PBB, WHO menunjukkan anak-anak cacat memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan lebih rendah dibanding anak normal. Mereka lebih sering disuruh berdiam diri di rumah ketimbang pergi ke sekolah. Sekitar 150 juta anak-anak cacat di dunia tinggal di negara-negara berkembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement