Selasa 26 May 2015 19:27 WIB

Afghanistan dan Taliban Gelar Pertemuan Rahasia di Beijing

Rep: Gita Amanda/ Red: Ilham
kelompok taliban
Foto: ap
kelompok taliban

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang utusan perdamaian Afghanistan bertemu secara rahasia dengan mantan pejabat Taliban di Cina bagian barat, Pekan lalu. Pertemuan digelar dalam upaya membuka kembali pembicaraan damai Afghanistan.

Seperti dilansir The New York Times, para pejabat mengatakan pada Senin (25/5), Afghanistan diwakili oleh anggota Dewan Perdamaian yang dinominasikan sebagai Menteri Pertahanan, Mohammad Masoom Stanekzai. Sementara dari pihak Taliban, diwakili oleh tiga tokoh dari pemerintahan Taliban terdahulu. Mereka sepakat untuk bicara dengan kondisi anonim mengingat sensitivitas diplomatik.

Pertemuan diselenggarakan oleh Cina dan pejabat Pakistan selama dua hari, yakni Rabu (20/5) dan Kamis (21/5) di Urumqi, Xinjiang. Seperti diketahui, Urumqi sengaja dipilih mengingat letaknya yang berbatasan dengan Afghanistan dan Pakistan, serta merupakan rumah bagi banyak umat Islam di Cina.

Seorang pejabat senior Afghanistan mengatakan, para anggota Taliban datang ke Urumqi untuk menegaskan kembali posisinya. Sementara perwakilan pemerintah Afghanistan siap melakukan upaya kuat membangun kepercayaan asalkan Taliban setuju untuk menggelar kembali perundingan perdamaian.

Namun, juru bicara Presiden Ashraf Ghani, Ajmal Obaid Abidy mengatakan, pemerintah Afghanistan belum melakukan negosiasi apa pun. Saat ini menurutnya presiden sedang fokus mencoba memadamkan serangan mematikan Taliban.

"Kami teguh pada janji kami kepada rakyat Afghanistan, ketika pembicaraan mulai, itu akan berlangsung transparan dan rakyat akan diberi informasi," katanya.

Menurut salah seorang ahli Afghanistan yang bekerja di pemerintahan Amerika Serikat, Barnett Rubin, pertemuan digelar atas hasil dari kerjasama Pakistan dengan pemerintah Afghanistan yang didukung Cina. Fakta mengenai kesediaan Cina sebagai tuan rumah pembicaraan menunjukkan tanda bahwa Beijing mendorong upaya perdamaian di Afghanistan.

Sementara Taliban mengeluarkan pernyataan pada Ahad (24/5), yang menyatakan mereka tak pernah ambil bagian dalam pertemuan dengan pemerintah Afghansitan. Mereka juga mengkonfirmasi, bahwa tiga mantan pejabat Taliban bukan perwakilan resmi Taliban Afghanistan saat ini.

Taliban menyatakan, ketiganya kini tinggal di Pakistan dan memiliki hubungan dekat dengan agen mata-mata Pakistan. Mereka antara lain mantan Menteri Luar Negeri Mullah Jalil, mantan Menteri Dalam Negeri Mullah Abdul Razaq, dan mantan Gubernur Provinsi Kandahar Mullah Hassan Rahmani.

Kementerian Luar Negeri Cina juga menolak berkomentar terkait pertemuan itu. Melalui juru bicaranya Hua Chunying, Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan mereka tak memiliki informasi spesifik terkait pertemuan di Urumqi. Pertemuan tersebut kali pertama dilaporkan oleh The Wall Street Journal.

"Saya tak menyadari situasi yang Anda sebutkan. Sebagai tetangga Afghanistan yang baik, Cina sangat menghargai hubungan Cina-Afghanistan dan berharap Afghanistan akan mencapai perdamaian abadi, stabilitas, dan pembangunan dalam waktu dekat," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement