REPUBLIKA.CO.ID, ARUSHA -- Para ilmuwan gizi Afrika mengadakan pertemuan pekan ini dan menyeru semua negara di wilayah itu melakukan tindakan yang tepat dalam menangani segala bentuk kekurangan gizi pada anak-anak.
"Kekurangan gizi di kalangan anak-anak di Afrika masih menjadi tantangan besar yang memerlukan upaya besar untuk menanganinya, dengan pertimbangan sebagian besar negara di wilayah ini memproduksi cukup tanaman pangan setiap tahun," kata Joyce Kinabo, Presiden Federasi Masyarakat Gizi Afrika (FANUS).
Dia mengatakan kekurangan gizi diperkirakan menjadi penyebab lebih dari sepertiga dari seluruh kematian anak kecil di Afrika, kendati ada kenyataan kebanyakan negara Sub-Sahara Afrika mengandalkan pertanian.
Ia berbicara dalam konferensi ketiga mengenai gizi di Afrika, yang melibatkan lebih dari 1.000 ahli gizi dari Afrika dan belahan lain dunia.
"Mari kita dorong rakyat agar kembali ke makanan Afrika untuk meningkatkan kondisi gizi di benua ini," kata pemimpin FANUS itu, Kamis (28/5).
Menurut Kinabo, dalam beberapa tahun belakangan, Afrika mengalami sejumlah perang saudara di Sub-Sahara Afrika, dan perempuan serta anak-anak jadi korban kejahatan.
"Kami mendorong para ilmuwan gizi agar bersungguh-sungguh dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan gizi, penelitian dan pengembangan melalui kerja sama internasional dan mendorong komunikasi," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
