Jumat 29 May 2015 05:07 WIB

Pimpinan Asia Suarakan Protes Pada Myanmar

Rep: C15/ Red: Julkifli Marbun
Rohingya
Foto: Antara/Syifa
Rohingya

REPUBLIKA.CO.ID, MALAYSIA -- Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad menjadi salah satu orang yang angkat bicara terkait nasib kaum Ronghiya. Ia mewakili dari banyak negara di Asia yang mengutuk kekejaman yang diterima kaum muslim Ronghiya.

Suu Kyi salah satu penerima Nobel pada 1991 didesak pimpinan negara untuk bisa berbuat sesuatu terhadap keberlangsungan hidup kaum muslim Ronghiya. Mahathir mengatakan, Myanmar harus menyadari penindasan yang terjadi merupakan kekejaman kepada manusia.

"Meski banyak yang bersuara, kami butuh kesepakatan dari pimpinan Myanmar untuk bisa melakukan langkah strategis bagi para pengungsi Ronghiya," ujar Mahatir seperti dilansir The Age, Jumat (29/5).

Pemerintah Militer Myanmar hingga saat ini masih menganggap 1,3 juta warga Ronghiya merupakan imigran gelap. Mereka merupakan penduduk ilegal yang memang bermukim di tempat yang salah. Myanmar menolak mengakui mereka sebagai warga negaranya.

Jika seruan ini tidak dihiraukan oleh Myanmar, bisa jadi hal tersebut akan mengganggu hubungan diplomatik dan akan berdampak pada efek ekonomi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement