Jumat 29 May 2015 21:22 WIB

Myanmar Sepakat Atasi Krisis Migran

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Angga Indrawan
Kamp etnis Rohingya terbakar.
Foto: Reuters
Kamp etnis Rohingya terbakar.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Meski sempat bersikap alot dalam pembicaraan terkait krisis migran di Asia Tenggara, Myanmar telah sepakat membantu mengintensifkan pencarian dan penyelamatan migran. Pertemuan di Bangkok dihadiri 17 negara, dari Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan negara lain di Asia. Turut hadir Amerika Serikat, Swiss dan badan-badan internasional seperti UNHCR, badan pengungsi PBB dan IOM, Jumat (29/5).

Dalam paragraf akhir pertemuan menyebutkan, bila negara-negara itu akan mengatasi faktor-faktor utama dari daerah asal migran termasuk 'mempromosikan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia', serta investasi dalam pembangunan ekonomi. Namun, menghindari penyebutan nama Myanmar.

"Myanmar sepakat untuk naskah ini," kata Sekretaris Departemen Luar Negeri Thailand, Norachit Sinhaseni.

Sebelumnya, Asisten Komisaris Tinggi untuk Perlindungan di UNHCR, Volker Turk mengatakan bila pola mematikan migrasi hanya bisa berakhir jika Myanmar menangani masalah diskriminasi terhadap minoritas Rohingya.

"Ini adalah awal yang sangat baik," kata Turk setelah pertemuan.

Sebab, ada pernyataan kuat untuk mengatasi akar penyebab dalam perjanjian. Ia juga senang karena ada pengertian dari Myanmar untuk membicarakan tempat asal Rohingya. "Ada sebuah diskusi tentang negara bagian Rakhine," ungkapnya.

Tidak hanya itu, AS, Australia dan Jepang juga berjanji memberikan dana untuk membantu mengatasi krisis tersebut.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement