Sabtu 30 May 2015 21:02 WIB

Muslim Arizona Unjuk Rasa Menolak Kontes Kartun Nabi

Rep: MGROL38/ Red: Didi Purwadi
 Polisi berjaga di luar Curtis Culwell Center, tempat kontes kartun Nabi Muhammad dihelat Ahad (3/5) waktu AS. Kontes tersebut dihentikan setelah penembakan terjadi luar arena kontes di Dallas, Texas.
Foto: AP
Polisi berjaga di luar Curtis Culwell Center, tempat kontes kartun Nabi Muhammad dihelat Ahad (3/5) waktu AS. Kontes tersebut dihentikan setelah penembakan terjadi luar arena kontes di Dallas, Texas.

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Pengadaan kontes menggambar kartun Nabi Muhammad SAW rupanya menyulut emosi berbagai pihak, khususnya umat muslim di dunia. Seperti para pengunjuk rasa dari komunitas muslim Arizona yang beramai-ramai berorasi di depan masjid Phoenix.

Pengunjuk rasa yang terdiri dari komunitas muslim Islamic Community Center of Phoenix tersebut menentang pengadaan kontes tersebut lantaran dianggap menghina Nabi Muhammad SAW dan dilarang dalam hukum Islam. Salah seorang penyelenggara perkumpulan, Jon Ritzheimer, mengatakan bahwa unjuk rasa itu justru untuk mengekspos warna sejati Islam.

"Saya pikir semuanya, terutama kontes kartun itu, saya pikir itu bodoh dan konyol," ujar Ritzheimer, seperti dikutip laman CNN, Sabtu (30/5). "Tapi apa yang dilakukan (unjuk rasa ini) perlu dalam rangka mengekspos warna sejati Islam," tambahnya.

Sementara itu, salah seorang anggota dewan dari American-Islamic Relations, Dr. Yasir Shareef mengatakan dalam sebuah konferensi pers,"Komunitas muslim Amerika tinggal disini dan kami pun berhak untuk menyatakan pendapat dan beribadah dengan menyenangkan.''

Menanggapi unjuk rasa tersebut, Juru bicara dari Gedung Putih, Josh Earnest memaparkan bahwa tidak dibenarkan sama sekali jika terjadi aksi kekerasan dalam unjuk rasa itu. Menurutnya, beragam komunitas yang ada di Phoenix jangan digunakan sebagai pembenaran untuk melakukan tindakan kekerasan.

Terkait kontes menggambar Nabi Muhammad SAW, Gubernur Doug Ducey justru berharap akal sehat yang akan menang dalam acara itu. Dirinya menganggap bahwa kontes itu merupakan salah satu bentuk dari kebebasan berbicara.

"Tentu saja, aku percaya pada kebebasan berbicara dan saya juga percaya pada penilaian yang baik serta akal sehat," ujarnya.

Sejauh ini, acara tersebut tampaknya dipandang menarik oleh orang-orang. Bahkan dari laman Facebook penyelenggara acara tersebut, sekitar 600 orang memastikan akan hadir dalam kontes itu.

"Ini adalah jawaban terhadap serangan baru-baru ini di Texas di mana dua teroris bersenjata yang memiliki hubungan dengan ISIS, berusaha Jihad," begitu sepenggal tulisan yang berada dalam laman tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement