Selasa 02 Jun 2015 13:32 WIB

Australia Akui Dorong 65 Pencari Suaka ke Tengah Laut

Rep: C07/ Red: Ilham
Kapal pengungsi yang cari suaka (ilustrasi)
Kapal pengungsi yang cari suaka (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak berwenang Indonesian menyelamatkan 65 pencari suaka yang mencoba mencapai Australia setelah kapal mereka kandas di  Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

Anggota senator dari Partai oposisi Greens Australia, Hanson Young mengatakan, kapal itu kandas setelah diusir Angkatan Laut Australia. Ia pun mengingatkan resiko dari para pencari suaka karena kebijakan Australia yang sulit menerimanya. Australia sendiri telah menutup pintu bagi pencari suaka resmi yang terdaftar di Badan pengungsi PBB

"Kebijakan berbalik kapal Australia terus menempatkan kehidupan anak-anak muda yang berisiko," kata Hanson-Young dikutip Reuters, Selasa (2/6).

"Pemerintah Australia terus mengelak tanggung jawabnya di wilayah ini, menempatkan hidup mereka dalam bahaya," tambahnya.

Australia menggunakan pusat penahanan lepas pantai di Papua New Guinea dan Nauru, pulau kecil di Pasifik Selatan. Di sana diyakini sebagai tempat proses calon pengungsi sering membayar para penyelundup di Indonesia untuk bisa ikut berlayar mencari tempat suaka.

Para pencari suaka yang berdesakan dalam perahu mencoba untuk menyeberang Mediterania antara Afrika dan Eropa dalam beberapa pekan terakhir, melewati Laut Andaman di Asia. Perahu itu membawa 54 warga Sri Lanka, Bangladesh 10, dan satu orang dari Myanmar. Tiga dari mereka adalah anak-anak, kini mereka ditampung di Polres Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.

Pemerintah Australia telah menerapkan pendekatan operasi militer untuk menolak perahu-perahu pengungsi pencari suaka yang mencoba memasuki perairan Australia. Hal itu dilakukan sejak Tony Abbott menjadi Perdana Menteri Australia pada September 2013.

Tony Abbott bahkan menyatakan akan menghentikan perahu di tengah laut dan mendorong mereka kembali ke negara asal. Menurutnya, hal tersebut bisa menjadi satu cara agar para pengungsi itu tidak kembali ke wilayah Asia Tenggara untuk mencari suaka.

Sampai akhir Februari 2015, jumlah pencari suaka di Indonesia yang terdaftar di Badan Pengungsi PBB (UNHCR) ada 7.315 orang dan jumlah pengungsi tercatat 4.400 orang. Data itu belum termasuk pengungsi Rohingya yang baru-baru ini mendarat di Aceh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement