Selasa 02 Jun 2015 15:11 WIB

Bingung, Otak Lomba Gambar Nabi Muhammad Berhenti Minta Sumbangan

Red: Ilham
Jon Ritzheimer, penggagas kontes menggambar nabi Muhammad
Foto: raw
Jon Ritzheimer, penggagas kontes menggambar nabi Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, PHOENIX -- Penyelenggara kontes menggambar nabi Muhammad di Phoenix, Arizona, Jon Ritzheimer tiba-tiba menghapus kampanye yang meminta sumbangan kepada warga Amerika. Awalnya, dia mengklaim sumbangan itu untuk biaya pengamanan ia dan keluarganya sebesar 10 juta dolar AS.

Dilansir laman mediaite.com, Selasa (2/6), halaman sumbangan di laman GoFundMe itu telah dihapus sekitar enam jam yang lalu. Ritzheimer kemungkinan bingung dengan apa yang ia lakukan setelah mengumumkan bersembunyi melindungi diri dan keluarganya, pekan lalu.

Menurut wartawan KPNX, Brahm Resnik, Ritzheimer mengatakan ia berencana untuk menggunakan dana sebesar Rp 132 miliar itu untuk baik melindungi keluarganya. Dalam enam jam pertama, Ritzheimer hanya mendapatkan 300 dolar AS atau Rp 3,9 juta. "Orang yang menghasut aksi anti-Islam menginginkan dana 10 juta dolar untuk melindungi keluarganya," kata Resnik.

Sebelumnya, pascagelaran kontes menggambar nabi Muhammad, Ritzheimer mengaku telah menerima ancaman pembunuhan hingga puluhan kali. Ia merasa hidupnya dan keluarga di bayang-bayang kematian.

Di Facebook, Ritzheimer menulis, "Halo semua sesama Amerika. Aku mulai kampanye ini dengan rendah hati meminta sumbangan. Sehingga saya dapat memberikan keamanan bagi keluarga saya. Saya tidak takut untuk diriku sendiri, tapi aku takut bagi keluarga aku," ujarnya.

Tak hanya menggelar kontes menggambar nabi Muhammad, dalam acara yang digelar akhir pekan lalu itu, mantan Marinir telah menjual sejumlah kaos bergambar provokatif. Kaos yang ia jual bertuliskan "F*** Islam".

Saat ini jika orang masuk dalam laman sumbangan itu, akan muncul tulisan tidak dapat ditemukan. Laman GoFundMe sendiri merupakan situs penggerak sosial yang telah menjadi populer dalam gerakan konservatif. Laman itu digunakan untuk membantu mendukung sesama konservatif, seperti kampanye pernikahan sesama jenis di Amerika, beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement