Sabtu 20 Jun 2015 11:17 WIB

Bulan Ramadhan, Muslim Kashmir Diterpa Krisis Keuangan

Rep: c08/ Red: Ani Nursalikah
Seorang Muslim tengah berdoa di depan Masjid Kashmiri Taqiya, Kathmandu, Nepal.
Foto: Reuters
Seorang Muslim tengah berdoa di depan Masjid Kashmiri Taqiya, Kathmandu, Nepal.

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Masyarakat Muslim Kashmir di Pakistan mengeluhkan kondisi di bulan suci Ramadhan. Mereka dililit dengan krisis keuangan yang melanda sejak beberapa bulan lalu.

Krisis keuangan sudah dirasakan warga Kashmir sejak awal tahun lalu karena dampak dari musibah banjir yang melanda pemukiman dan lahan mata pencaharian mereka.

Pemimpin di Kabupaten Anantnag, Kashmir selatan Mohammad Sultan menyebutkan krisis keuangan juga disebabkan kondisi keamanan yang memburuk karena adanya pergolakan.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, Ramadhan datang tampaknya sangat sulit bagi Kashmir karena situasi keamanan yang mengkhawatirkan," kata Sultan, dikutip dari On Islam, Sabtu (20/6).

Meskipun masyarakat Muslim Kashmir selama ini memegang teguh ajaran agama dengan taat dan senang dengan berbagi dengan sesama, situasi krisis ini, kata Sultan, membuat Ramadhan kali ini hanya dijalankan warga dengan beribadah di dalam ruangan, seperti di dalam masjid. Mereka takut keluar karena kondisi keamanan yang tidak stabil.

Sultan menjelaskan baru-baru ini di banyak tempat sering terjadi pembunuhan karena adanya isu orang-orang yang dituding bergabung dengan kelompok separatis di negara tersebut. Orang-orang yang diduga menjadi bagian dari kelompok separatis dibunuh oleh orang-orang yang tidak dikenal.

Hal itu menambah kepanikan di tengah masyarakat. Umat Islam di Kashmir berharap dapat menjalankan ibadah dengan tenang.

Warga Kashmir berharap pada Ramadhan ini, pemerintah dapat meredakan situasi keamanan dan juga segera memulihkan situasi keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement