Senin 22 Jun 2015 01:43 WIB

PBB Perluas Tenda Pengungsi di Kenya

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
UNHCR
Foto: worldrefugeedaykw.ca
UNHCR

REPUBLIKA.CO.ID, KAKUMA -- Badan Pengungsian PBB, UNHCR mengumumkan tenda pengungsian Kakuma di Kenya bagian utara diperluas hingga setengahnya, Sabtu (20/6).

Penambahan tersebut untuk mengakomodasi penambahan jumlah pengungsi dari Sudan Selatan. Kedatangan sekitar 44 ribu pengungsi asal Sudan Selatan sejak 2013 telah menyesakan tenda hingga batasnya.

"Sebelumnya, kami berharap tenda bisa segera ditutup, tapi melihat kondisi saat ini, yang terjadi malah sebaliknya," kata Wakil UNHCR Kenya, Raouf Mazou dilansir Reuters Ahad (21/6).

Konflik di Sudan Selatan bukannya mereda namun bertambah parah. Pertarungan antara pasukan loyalis Presiden Salva Kiir dan pemberontak sekutu mantan Wakil Presiden Riek Machar membuat lebih banyak orang melarikan diri.

Kakuma adalah rumah dari 185 ribu pengungsi yang sebagian besar berasal dari Sudan Selatan. Perluasan Kakuma diharap bisa mengakomodasi sekitar 80 ribu pengungsi lagi.

Para pengungsi di Kakuma telah tinggal di sana sejak sekitar berdekade lalu. "Tidak ada yang berpikir mereka bisa kembali pulang," kata Andrew Riek Wal yang tinggal di Kakuma sejak lebih dari satu dekade.

Wal mengatakan ia pernah pulang ke Sudan Selatan pada 2011 tapi terpaksa kembali ke Kakuma pada 2013 karena konflik kembali pecah. "Saya khawatir, berada di sana hanya untuk mati," ucapnya.

Tenda Kakuma dibangun di wilayah Turkana Kenya pada 1992 untuk mengakomodasi ribuan orang yang melarikan diri dari Selatan Kenya. Pada 2005 kesepakatan damai membuat jalan untuk kemerdekaan Sudan Selatan pada 2011.

PBB kemudian mencanangkan program pemisahan. Pada 2008, otoritas hendak menutup tenda namun krisis etnis pecah. Kiir berasal dari etnis Dinka dan Machar dari Nuer.

Ribuan orang tewas selama konflik dan lebih dari 1,5 juta orang melarikan diri. PBB mencatat, pengungsi menyebar di negara tetangga, seperti Estonia dan Uganda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement