Rabu 01 Jul 2015 22:39 WIB

Ini yang Dikhawatirkan Masyarakat Yunani

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Dwi Murdaningsih
Demonstran di London, Inggris, memegang bendera Yunani sebagai bentuk protes terhadap cara Bank Sentral Eropa memperlakukan penyelesaian utang Yunani.
Foto: Reuters
Demonstran di London, Inggris, memegang bendera Yunani sebagai bentuk protes terhadap cara Bank Sentral Eropa memperlakukan penyelesaian utang Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Antrean panjang mewarnai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) setelah pemerintah memutuskan untuk menutup bank. Antrean juga terjadi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dan pusat perbelanjaan. Masyarakat Yunani heboh menghadapi kondisi negaranya saat ini.

Duta Besar RI untuk Yunani, Benny Bahanadewa mengatakan, masyarakat beramai-ramai mengambil uang karena khawatir uangnya akan diblok. Meski pemerintah Yunani melakukan pembatasan sebesar 60 euro per hari di ATM.

Kendati demikian, Benny mengaku bila pemerintah Yunani menjamin ketersediaan uang selama transaksi dilakukan di ATM. Namun hal ini menyulitkan transaksi ekspor-impor. "Karena tidak ada transaksi secara langsung," kata dia kepada Republika melalui sambungan telepon, Rabu (1/7).

Selain kepadatan di ATM, masyarakat Yunani juga memadati SPBU untuk membeli bensin dan kebutuhan pokok lainnya secara besar-besaran. "Adanya kekhawatiran masyarakat karena kondisi yang tidak jelas," ujarnya.

Sebab, menurut Benny, Yunani mengimpor semua komoditi. Sehingga adanya masalah ekonomi internasional ini jelas akan membuat masyarakat takut tidak mendapatkan kebutuhan pokok untuk memenuhi hidupnya.

Masyarakat baru akan mendapatkan kepastian setelah referendum 5 Juli mendatang. Dalam hal ini, pemerintah memberi dua pilihan kepada masyarakat untuk memilih 'iya' untuk bailout atau 'tidak' agar terjadi pembicaraan lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement