Kamis 02 Jul 2015 11:36 WIB

UNHCR: Warga Libya yang Terusir dari Rumah Bertambah

Kekerasan masih melanda Libya dimana markas keamanan menjadi sasaran bom bunuh diri. (ilustrasi)
Foto: Reuters/Esam Omran Al-Fetori
Kekerasan masih melanda Libya dimana markas keamanan menjadi sasaran bom bunuh diri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) dan mitranya melaporkan jumlah orang yang terusir dari rumah mereka di Libya bertambah dari 230 ribu pada September lalu menjadi lebih dari 434 ribu saat ini.

Mereka dipaksa meninggalkan tempat tinggal mereka akibat pertempuran yang meningkat tahun ini di berbagai wilayah negara Afrika Utara tersebut.

"Lembaga tersebut telah memperingatkan jumlah itu dapat lebih banyak lagi sebab UNHCR memiliki akses terbatas di negeri tersebut dan saat ini melakukan operasinya melalui penanganan jarak jauh," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq di Markas Besar PBB, New York, Selasa (30/6).

Sebanyak seperempat orang yang kehilangan tempat tinggal atau tak kurang dari 105 ribu orang, berada di Kota Benghazi, Libya Timur, tempat UNHCR bekerja sama dengan pemerintah kotapraja dan organisasi non-pemerintah lokal serta internasional.

"UNHCR juga bekerja sama dengan mitra untuk mencapai warga di Misrata, Tripoli, Zintan dan daerah lain kendati menghadapi ancaman yang meningkat," kata Haq.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement