Kamis 02 Jul 2015 21:56 WIB

Mahasiswa Asal Indonesia Gelar Pameran Foto di Australia

Rep: Subroto/ Red: Djibril Muhammad
Pameran foto mahasiswa Indonesia di Australia
Pameran foto mahasiswa Indonesia di Australia

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE — Mahasiswa asal Indonesia menggelar pameran foto di Universitas Deakin kampus Waterfront di Kota Geelong Melbourne, negara bagian Victoria, Australia.

Acara yang berlangsung Kami-Jumat (2-3 Juli) ini dilaksanakan oleh Komunitas Minang Aperture Community (Miniature). Pameran dihelat bersamaan dengan acara Indonesia Council Open Conference (ICOC).

Ketua Umum Miniature, Yenny Narny mengatakan pameran tersebut menampilkan 36 karya foto yang berlatar Minangkabau. Pemeran foto  berjudul West Sumatran: People and Culture ini menghadirkan karya 10 karya fotografer dengan latar belakang pendidikan yang berbeda.

Mereka adalah Yenny Narny, Zairi Waldani, Teddy Winanda, Maizal Chaniago, Hendra Nasri, Rahmadi Ihksan Harsa, Taufik Tayung, Yose Hendra, Primayudha, dan Aan Uncu.

"Semua foto yang dipamerkan menampilkan beberapa ikon ranah Minang, seperti Istano Pagaruyang dan Jam Gadang di Bukittinggi. Selain itu juga ada peristiwa budaya seperti Baralek Gadang, Pacu Itiak di Payakumbuh dan Pacu Jawi di Batusangkar," kata Yenny dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (2/7).

Yenni, dosen Jurusan Sejarah di Fakultas Ilmu Budaya yang sedang menempuh Pendidikan S3 di Deakin University ini menambahkan, beberapa karya menarik lainnya adalah tentang kegiatan keseharian dari masyarakat yang berada di ranah Minangkabau.

Pameran ini dihadiri Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema dan istri serta istri serta Konjen Melbourne Dewi Savitri Wahab. Nadjib menyebutkan bahwa  pameran foto ini merupakan sebuah kegiatan yang postif.

"Setiap daerah yang di Indonesia, yang memiliki tradisi tinggi, seperti Sumatera Barat ini, harus mengenalkan tradisinya kepada masyarakat Australia karena tidak seluruh masyarakat Australia tahu," kata Nadjib.

Dia memaparkan, bahwa 80 persen wisatawan Australia hanya pergi ke Bali. Wisatawan asal Australia itu kalau sudah nyaman di suatu tempat, papar Nadjib, akan tetap pergi ke situ.

"Menurut saya kita harus mengembangkan lagi mereka dan harus memberikan pengertian yang lebih besar kepada mereka tentang siapa Indonesia itu," katanya.

Dewi Savitri Wahab, menambahkan pameran foto ini memberikan perspektif yang lain mengenai Indonesia. Foto-foto yang ditampil menggambarkan tentang kehidupan sehari-hari yang mennggambarkan human interest dari masyarakat Sumatera Barat.

Beberapa pengunjung yang hadir juga memberikan komentar positif terhadap pameran ini. Jane Ahlstrand, salah seorang mahasiswi Australia menyebutkan pameran ini telah menampilkan foto-foto yang mengambarkan tentang budaya dan kehidupan di Sumatera Barat  yang membuka mata banyak orang Australia bahwa keindahan Indonesia bukan hanya ada di Bali saja.

"Daerah lain seperti Sumatera Barat juga memiliki keindahan dan daya tarik tersendiri yang tergambar melalui foto yang ditampilkan dalam pameran ini," katanya.

Salah seorang pengunjung yang berasal dari Jepang, Yoshi Abe, menambah bahwa pameran telah menarik dia untuk mengatur perjalanan wisata ke Sumatera Barat. Pameran ini diselenggarakan bersamaan dengan Indonesia Council Open Conference (ICOC) yang menampilkan 100 makalah yang membahas tentang Indonesia.

Menurut Dr Jemma Purdey, ketua penyelenggara ICOC, pameran ini merupakan bahagian yang penting dalam konfrensi karena ia mengkomunikasikan  tentang budaya Indonesia kepada peserta konferensi yang datang dari berbagai belahan dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement