Senin 13 Jul 2015 04:20 WIB

Wisatawan Asal Inggris Mulai Tinggalkan Tunisia

Rep: C26/ Red: Yudha Manggala P Putra
Jendela di hotel Imperiale Marhaba berlubang akibat tembakan senjata yang diarahkan ke penghuni hotel di Sousse, Tunisia, Jumat (26/6).
Foto: Reuters
Jendela di hotel Imperiale Marhaba berlubang akibat tembakan senjata yang diarahkan ke penghuni hotel di Sousse, Tunisia, Jumat (26/6).

REPUBLIKA.CO.ID, TUNISIA -- Banyak wisatawan asal Inggris yang tengah berlibur di Tunisia kembali ke negaranya. Hal ini menyusul seruan Kementerian Luar Negeri Inggris yang mengeluarkan peringatan perjalanan ke Tunisia yang tengah terjadi konflik dan banyak serangan teror.

Kemenlu Inggris menyarankan untuk meninggalkan Tunisia dengan serangan teroris yang mungkin saja menyerang warga negaranya.

Asosiasi Agen Perjalanan Inggris mengatakan sebagian besar wisatawan pergi ke Tunisia menggunakan jasa paket liburan. Dipaporkan sekitar 90 persen dari jumlah total sedang atau akan dalam perjalanan pulang.

"Semua pelanggan kami kembali ke asalnya dalam beberapa hari terakhir," kata juru bicara Thomas Cook seperti dilansir dari ITV, Senin (13/7)

Ia mengatakan 400 orang telah kembali pada hari Jumat (10/7) kemarin. Sementara 700 orang pada Sabtu dan  900 orang di hari ini Minggu.

Monarch Airlines mengatakan 250 orang mendarat di penerbangan ke Gatwick dan Manchester. Sebelumnya sekitar 22 orang juga berada di pesawat maskapai ke Gatwick untuk kembali ke Inggis.

Perdana Menteri Tunisia Habib Essid menyayangkan keputusan pemerintah Inggris untuk menyarankan warganya kembali. Ia menyebut pemerintahannya sedang bekerja untuk memperbaiki kondisi yang tengah terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement