Jumat 31 Jul 2015 04:02 WIB

Gedung Putih Didesak Ekstradisi Pembunuh Singa Cecil

Rep: Sapto Andika/ Red: Ilham
Singa Cecil yang terkenal
Foto: Mirror
Singa Cecil yang terkenal

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ratusan ribu petisi telah ditandatangani, mendesak Gedung Putih untuk mengekstradisi Walter Palmer, seorang warga AS yang ditengarai melakukan pembunuhan atas singa Cecil. Petisi terkumpul lebih dari 100 ribu orang dalam kurun waktu kurang dari 24 jam.

Seperti dilansir Mirror, Menteri Luar Negeri AS, John Kerry dan Jaksa Agung AS Loretta Lynch diminta untuk bisa melakukan permohonan agar ekstradisi atas Palmer bisa dilakukan. Ekstradisi Palmer ke Zimbabwe dilakukan agar Palmer bisa menjalani proses pengadilan dan hukuman yang pantas.

Dalam petisi tersebut, disebutkan bahwa Palmer pantas untuk mendapat hukuman atas pembunuhan ikon Zimbabwe yang dia lakukan.

Dari hasil pelacakan GPS yang masih terpasang di tubuh singa tersebut, aparat berwajib bisa melacak siapa pelaku pembunuhan. Terindikasi bahwa terdapat persengkokolan antara Palmer dengan petugas keamanan taman nasional tempat di mana Cecil hidup.

Palmer sendiri saat ini menjadi buronan pihak kepolisian, sekaligus menjadi "orang paling dibenci di AS".

Palmer ternyata rela membayar miliaran dolar AS hanya untuk bisa ambil bagian dalam perburan liar yang dia lakukan. Dalam beberapa dokumentasi, terlihat Palmer sempat berburu beruang, singa, bahkan dia berpose menggendong tubuh macan tutul yang telah mati berlumuran darah.

Seperti diketahui, publik dihebohkan dengan kabar kematian singa Zimbabwe bernama Cecil. Sejak menjadi obyek penelitian salah satu unversitas di AS, Cecil kemudian menjadi terkenal dan banyak disukai. Belakangan, singa Cecil menjadi semacam ikon wisata Zimbabwe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement