Selasa 04 Aug 2015 20:02 WIB

Menkes Korsel Dicopot karena Kasus MERS

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham
Park Geun-hye
Foto: AFP PHOTO / POOL / JUNG YEON-JE
Park Geun-hye

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye memutuskan untuk mengganti Menteri Kesehatan Korsel, Moon Hyung-pyo pada Selasa (4/8). Moon diganti terkait penanganan sindrom pernapasan akut Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang menewaskan 36 orang.

Moon diganti di tengah kritik penanganan pemerintah mengatasi virus wabah MERS yang menewaskan 36 orang dan menginfeksi hampir 200 orang. Pekan lalu, Korea Selatan mengumumkan bahwa negaranya hampir bebas dari MERS  yang telah mengguncang negara itu sejak dinyatakan menjadi wabah pada bulan Mei.

Lebih dari 16 ribu orang telah diisolasi di rumah sakit dan rumah masing-masing karena pemerintah berusaha menahan penyebaran penyakit itu. Media Korea Selatan telah mengkritik pemerintah karena gagal mengatasi MERS dalam tahap awal mendarat di negara itu.

‘’President Park Geun-hye menominasikan profesor medis Universitas Nasional Seoul, Chung Chin-Youb untuk menggantikan Moon sebagai menteri kesehatan,’’ kata pejabat kepresidenan Park seperti dikutip dari laman Daily Star, Selasa.

Pihak kepresidenan juga menggambarkan Chung sebagai orang yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Korea Selatan. Chung tinggal mengkonfirasi kesediaannya. Sementara, pencalonannya tidak membutuhkan persetujuan parlemen.

Ribuan sekolah ditutup dan anak-anak diminta berada di rumah selama wabah MERS menyerang. Pada puncak wabah pemerintah memperkenalkan tindakan karantina terbatas hampir 17 ribu orang di rumah mereka. Tujuannya untuk membatasi penyebaran virus.

Wabah MERS juga telah memukul perekonomian nasional, mencekik belanja konsumen, dan menghancurkan sektor pariwisata. Bisnis di Korsel, termasuk pusat perbelanjaan, restoran, dan bioskop melaporkan penurunan tajam. Sebab, orang-orang menjauhi tempat-tempat umum dengan banyak orang.

Pemerintah telah mengumumkan paket stimulus sebesar 22 triliun won. Kebanyakan dana itu ditujukan untuk bisnis yang mengalami kemerosotan.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement