Ahad 30 Aug 2015 22:11 WIB

Polisi Selidiki Tersangka Lain Bom Bangkok

Para rohaniwan Budha berdoa di Kuil Erawan yang menjadi lokasi pengeboman di Bangkok. Hingga Senin (24/8) kepolisian Thailand belum berhasil mengungkap pelaku pengeboman yang menewaskan 20 orang tersebut.
Foto: Reuters
Para rohaniwan Budha berdoa di Kuil Erawan yang menjadi lokasi pengeboman di Bangkok. Hingga Senin (24/8) kepolisian Thailand belum berhasil mengungkap pelaku pengeboman yang menewaskan 20 orang tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Polisi yang menyelidiki pengeboman mematikan di Thailand merazia sebuah lokasi kedua dan memperluas pencarian mereka untuk menangkap sejumlah tersangka lagi pada Ahad (30/8).

Pada Sabtu seorang pria asing ditangkap dan sejumlah paspor palsu dan bahan-bahan untuk membuat bom ditemukan di satu blok apartemen di Bangkok. Pihak berwenang mengatakan polisi memantau sekitar 1.000 nomor telepon seluler dan mengecek foto-foto yang digunakan dan sekitar 200 paspor yang disita untuk melacak para anggota sebuah kelompok tak dikenal yang mereka yakini melancarkan serangan pada 17 Agustus di sebuah kuil Hindu di Bangkok. Ledakan bom itu merenggut 20 jiwa dan sejumlah orang luka-luka.

Sebanyak 17 orang asing, tujuh di antaranya dari Cina daratan dan Hongkong, termasuk di antara mereka yang tewas dalam ledakan yang junta militer Thailand katakan bahwa aksi itu bertujuan melumpuhkan ekonomi negara itu.

Polisi belum mengonfirmasi identitas atau kebangsaan pria berusia 28 tahun yang mereka tangkap pada Sabtu di kawasan Nong Chok, Bangkok. Mereka meyakini ia juga terlibat dalam pengeboman bom kedua, lebih kecil kekuatannya di ibu kota Thailand itu sehari setelah serangan di Kuil Erawan yang banyak dikunjungi wisatawan.

Pasukan keamanan dengan anjing-anjing pelacak merazia sebuah blok apartemen murah di dekat distrik Min Burti pada Ahad. Mereka meminta keterangan dari warga dan pemiliknya dalam operasi razia 30 kamar dan seorang pejabat mengatakan bahan-bahan yang mencurigakan tak ditemukan.

Pria yang ditangkap Sabtu ditahan atas dakwaan memiliki bahan peledak ilegal dan telah berada di Thailand sejak Januari 2014. "Kami tidak hanya menggunakan informasi penggunaan telepon dari orang ini, tetapi juga penggunaan kelompok itu," kata juru bicara polisi Prawut Thavornsiri kepada televisi Channel 3. Prawut tidak memerinci mengenai kelompok tersebut.

Polisi telah dikecam karena investigasi yang dilakukannya, sampai akhir pekan ini, belum mengungkap siapa di balik ledakan itu. Tak ada satu kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

Prawut menolak mengatakan berapa banyak tersangka yang dicari dan mengatakan polisi masih percaya pria yang ditangkap itu adalah orang yang berkaos kuning dan berambut hitam dan terekam di kamera CCTV dengan meninggalkan 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement