Selasa 01 Sep 2015 07:22 WIB

Australia Sebut Kesepakatan Pengungsi di Kamboja Masih Berjalan

Rep: C37/ Red: Ani Nursalikah
  Laporan PBB menyatakan sejumlah aspek kebijakan pencari suaka Australia melanggar ketentuan PBB mengenai penganiayaan.
Foto: abc news
Laporan PBB menyatakan sejumlah aspek kebijakan pencari suaka Australia melanggar ketentuan PBB mengenai penganiayaan.

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTRALIA -- Pemerintah Australia mengatakan kesepakatan untuk memukimkan pengungsi di Kamboja masih berjalan.

Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada September tahun lalu, Australia membayar Kamboja untuk mengambil pengungsi yang ditolak di pusat penahanan di pulau Nauru. Namun sejauh ini hanya empat orang di Nauru yang telah mengajukan diri untuk pergi.

Australia telah menyiapkan dana sekitar 55,5 juta dolar Australia untuk kesepakatan itu, termasuk paket bantuan 40 juta dolar AS, yang berarti hampir 14 juta dolar Australia per pengungsi sejauh ini.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Khieu Sopheak dikutip di Cambodian Daily pada akhir pekan mengatakan empat pengungsi menikmati hidup mereka di Kamboja.

"Kami tidak memiliki rencana mengimpor lebih banyak pengungsi dari Nauru ke Kamboja. Saya pikir sedikit yang kita terima lebih baik,” kata Khieu dilansir dari BBC, Selasa (1/9).

Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan kesepakatan tersebut penting dan masih berjalan. “Hal ini yang menunjukkan kesiapan Kamboja menjadi warga internasional yang baik,” katanya.

Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton mengatakan Australia memiliki tingkat kepercayaan diri dalam perjanjian tersebut. “Kami berharap akan ada lebih banyak yang mengikuti empat pengungsi itu,”katanya.

Peter mengatakan Australia mengharapkan kesepakatan itu dihormati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement