Kamis 03 Sep 2015 01:49 WIB
Malaysia Bergolak

Polisi Malaysia akan Mintai Keterangan Mahathir Mohamad

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Hazliansyah
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad bergabung dengan anti pemerintah yang di organisasi  BERSIH (Koalisi untuk Pemilu Bebas dan Adil) reli di Kuala Lumpur, Malaysia, 30 Agustus 2015.
Foto: EPA/AHMAD YUSNI
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad bergabung dengan anti pemerintah yang di organisasi BERSIH (Koalisi untuk Pemilu Bebas dan Adil) reli di Kuala Lumpur, Malaysia, 30 Agustus 2015.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia menyatakan akan meminta keterangan mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mohamad Mahathir terkait tuduhan ia menciptakan protes Kelompok Bersih 4.0 pekan lalu.

Inspektur polisi Malaysia Jenderal Khalid Abu Bakar mengatakan bahwa Mahathir dalam pidatonya di demonstrasi Kelompok Bersih menyatakan berbagai tuduhan. Termasuk dugaan salah satu kepala divisi United Malaysia National Organization (UMNO) telah menerima suap.

"Kami ingin tahu lebih lanjut darimana ia (Mahathir) memperoleh informasi. Aku berharap dia akan bekerja sama," kata Khalid seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (2/9).

Mahathir yang sempat muncul dalam aksi demonstrasi Kelompok Bersih menyampaikan pidato menyerukan gerakan kekuatan rakyat (people power) untuk menggulingkan Najib.

Juru bicara Mahathir, Sufi Yusoff, mengaku dirinya belum mendapat pemberitahuan dari polisi mengenai hal ini.

"Namun, kami akan mematuhi polisi dan memenuhi apa saja yang diperlukan," ujarnya.

Mahathir dan gerakan pro-demokrasi Bersih 4.0 Sabtu (29/8) menyerukan PM Malaysia Najib Razak mengundurkan diri karena dituding menerima dana sebesar 700 juta dolar AS di rekening pribadinya. Puluhan ribu demosntran berkaus kuning menghadiri unjuk rasa tersebut.

Najib membantah semua tuduhan korupsi tersebut dan menuduh Mahathir menciptakan kampanye politik negatif melawan dirinya.

Mahathir adalah PM terlama Malaysia yang mulai menjabat sejak 1981-2003 dan tetap memiliki pengaruh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement