Jumat 04 Sep 2015 16:50 WIB

Hungaria tak Mau Terima Lagi Imigran Muslim

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Seorang pencari suaka menunjukkan poster di depan stasiun kereta Keleti di Budapest, Hungaria, Jumat (4/9).
Foto: AP
Seorang pencari suaka menunjukkan poster di depan stasiun kereta Keleti di Budapest, Hungaria, Jumat (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban melontarkan komentar pedas terkait lonjakan imigran Muslim ke negaranya. Berbicara kepada wartawan di luar markas Uni Eropa, Orban mengatakan tak mau menerima lebih banyak lagi imigran Muslim.

Seperti dilansir Al Jazeera, Jumat (4/9), komentar tersebut datang bersamaan dengan dipaksa turunnya sejumlah pengungsi dari kereta menuju Austria dan membawanya kembali ke kamp pengungsi. Orban membela respon Hungaria tersebut dalam menangani lonjakan pengungsi yang memasuki negaranya.

"Saya pikir kami memiliki hak untuk memutuskan kami tak ingin sejumlah besar Muslim di negara kami. Kami tak suka konsekuensinya," ujar Orban mengacu pada sejarah 150 tahun silam di era pemerintahan Ottoman.

Menurut Orban, mereka yang melarikan diri dari konflik seperti di Suriah tak harus mencoba menyeberang ke Hungaria. Itulah yang menurut Orban menjadi alasannya membangun pagar berduri di sepanjang perbatasan.

Orban menambahkan, penolakan tak berkaitan dengan rasa tidak manusiawi. Tapi menurutnya memberikan harapan atau mimpi-mimpi palsu merupakan tindakan tak manusiawai dan tak bermoral.

"Tolong jangan datang, berisiko untuk datang ke sini. Kami tak menjamin Anda akan diterima. Kami warga Hungaria ketakutan, orang di Eropa juga penuh ketakutan karena melihat para pemimpin Eropa tak mampu mengendalikan situasi," ungkap Orban.

Komentar Orban, datang setelah terjadi bentrok antara imigran dan polisi Hungaria. Ribuan pengungsi tampak tidur di luar stasiun kereta api di Budapest, ibu kota Hungaria, setelah polisi melarang mereka memasuki negara tersebut selama dua hari.

Pada Kamis (3/9) pagi, polisi sempat mengizinkan kereta yang mengangkut imigran berangkat menuju Sopron, sebuah kota dekat perbatasan Austria. Namun polisi menghentikan kereta sebelum mencapai tujuan, memaksa mereka turun dan mengarahkan ke bus untuk dibawa ke sebuah kamp pengungsian.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement