Jumat 04 Sep 2015 20:56 WIB

Bisnis dengan Mesir Ditingkatkan

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Djibril Muhammad
Menlu Retno Marsudi menyalami personel Tim Kemanusiaan dan Evakuasi Gempa Nepal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (29/4).
Menlu Retno Marsudi menyalami personel Tim Kemanusiaan dan Evakuasi Gempa Nepal di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (29/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia akan bekerja sama dalam tiga bidang dengan Mesir. Salah satunya, peningkatan kerja sama perekonomian dan perdagangan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, kerja sama dengan Mesir dalam tiga hal. Pertama, meningkatkan kerja sama bidang perdagangan dan investasi. Dalam hal perdagangan, Mesir merupakan mitra terbesar di Afrika Utara.

Nilai perdagangan dengan mesih mencapai 1,48 miliar dolar AS. Kerja sama perdagangan dengan Mesir akan terus ditingkatkan. Utamanya, untuk menggunakan terusan Suez yang baru diperlebar.

Selain itu, dalam konteks ekonomi investasi Indonesia memiliki investasi cukup besar sekitar 260 juta dolar AS. Investasi tersebut dalam bidang produk makanan, ban, dan peralatan rumah.

Menurut Retno, permintaan Presiden kepada pemerintah Mesir untuk memberikan kemudahan investor Indonesia telah disanggupi. Dia melanjutkan, kedua, kerja sama dalam mengedepankan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin. Selain itu, juga mengembangkan demokrasi.

Sebab, Indonesia adalah negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dan juga negara demokrasi terbesar ketiga di dunia.

Ketiga, kata Retno, Presiden meminta perlindungan warga negara Indonesia yang berada di Mesir. Jumlah WNI di sana sekitar tiga ribu mahasiswa, termasuk juga buruh migran.

Dia menuturkan, pada pertemuan itu juga dibahas mengenai upaya penanggulangan radikalisme. Dia sudah berbicara dengan Kepala BNPT. Mereka sudah melakukan kunjungan ke Mesir dan akan menindaklanjuti kerja sama anti teroris dengan bertukar informasi, bertukar pengalaman, dan kasus-kasus yang dihadapi kedua negara. Biasanya, kerja sama dilakukan dengan cara pelatihan-pelatihan.

Retno mengatakan, Presiden belum akan membalas lawatan ke Mesir dalam waktu dekat. Namun, akan dicari jadwal untuk membalas kunjungan itu. Sebab, kunjungan tersebut adalah yang pertama setelah 32 tahun terakhir pada 1983.

Dia menuturkan, pihaknya mendengar protes-protes mengenai kedatangan Presiden Mesir yang dikenal sebagai diktator. Namun, sebagai negara demokrasi pandang tersebut didengar.

Retno melanjutkan,  Presiden dalam diskusi tadi menceritakan bagaimana mengembangkan demokrasi di Indonesia.

"Presiden Mesir sampaikan ingin belajar dari Indonesia bagaimana cara mengembangkan demokrasi," kata dia usai mengantar Presiden Mesir ke mobil, Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (4/9).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement