Senin 05 Oct 2015 09:37 WIB

Kanselir: Aksi Militer tak Sudahi Perang di Suriah

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Angga Indrawan
 Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan).
Foto: AP Photo/Michael Sohn/ca
Kanselir Jerman Angela Merkel (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada stasiun radio Jerman bahwa upaya militer diperlukan di Suriah. Namun, lanjutnya, keterlibatan militer tidak akan mengakhiri perang di Suriah yang terjadi selama 4,5 tahun terakhir.

Merkel mengaku telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tentang konflik di Suriah. Pembicaraan ini dilakukan di sela-sela pertemuan di Paris pada Jumat (2/10) antara dia, para pemimpin Prancis dan Ukraina.

"Mengenai Suriah, saya mengatakan untuk pertama kalinya bahwa kami membutuhkan upaya militer, tetapi upaya militer tidak akan membawa solusi. Kita membutuhkan proses politik tetapi itu belum sepenuhnya berjalan dengan sangat baik," katanya seperti dikutip Al Arabiya, Senin (5/10).

Merkel menambahkan, diperlukan peran rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam pembicaraan mengakhiri perang. Tentang perlunya melibatkan pemerintah Assad dalam pembicaraan, Merkel berkata tidak berarti apa yang telah dilakukan pemimpin Suriah itu memiliki efek buruk.

"Tetapi untuk sampai ke solusi politik, saya membutuhkan kedua perwakilan yaitu dari oposisi Suriah dan yang saat ini berkuasa di Damaskus untuk mendapatkan keberhasilan yang nyata," katanya.

Merkel berharap proses tersebut akan dimulai sekarang. Ia berharap Rusia, Amerika Serikat, Arab Saudi, Iran, Jerman, Prancis, dan Inggris bisa memainkan perang. Menteri Luar Negeri Suriah Walid al-Moualem mengaku, tidak mungkin untuk mengakhiri krisis di negaranya hanya melalui negosiasi politik. 

Amerika Serikat (AS) dan sekutunya terlibat dalam aksi militer di Suriah. Rusia juga telah meluncurkan serangan udara di Suriah sejak pekan lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement