Senin 05 Oct 2015 19:00 WIB

Ditemukan Fosil Tikus Kuno Selamat dari Kepunahan Dinosaurus

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Gigi tikus kuno Kimbetopsalis simmonsae yang selamat dari peristiwa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.
Foto: Steve Brusatte/University of Edinburgh
Gigi tikus kuno Kimbetopsalis simmonsae yang selamat dari peristiwa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Sebuah penemuan fosil baru memberikan para ilmuwan wawasan mengenai kelompok hewan kuno yang berkembang saat dinosurus mati. Penemuan di New Mexico tersebut diidentifikasi sebagai spesies mamalia berbulu yang menyerupai tikus.

Dikenal sebagai multituberculates, mereka berasal dari 100 juta tahun sebelum dinosaurus tewas. Hewan kuno tersebut memiliki gigi tajam yang khas.

Mereka selamat dari peristiwa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus dan menyebar di benua yang sekarang disebut Asia dan Amerika Utara. Spesies baru tersebut dikenal sebagai Kimbetopsalis simmonsae dan telah membantu para ilmuwan memperbarui pohon keluarga mamalia.

Penelitian mengungkapkan, fosil baru itu berusia sekitar 50 ribu tahun setelah kepunahan. Sebuah studi oleh tim di Universitas Edinburgh, Museum Sejarah Alam dan Sains New Mexico dan Universitas Nebraska menemukan fosil mungkin dari leluhur spesies terbesar dalam kelompok multituberculates yang beratnya sampai 100 kg. Fosil itu dikatakan menyerupai berang-berang besar.

Para ilmuwan berharap mempelajari makhluk itu akan meningkatkan pemahaman tentang kepunahan massal. Kelompok itu akhirnya mati sekitar 35 juta tahun yang lalu ketika digantikan oleh tikus.

Thomas Williamson dari Museum New Mexico yang memimpin penelitian, mengatakan penemuan tersebut merupakan kejutan yang menyenangkan.

"Ini membantu mengisi kesenjangan penting dalam catatan kelompok mamalia," ujarnya dilansir dari SBS.com, Senin (5/10).

Ia mengatakan, penemuan ini menarik sekaligus aneh karena kelompok tersebut punah. Padahal mereka mampu bertahan hidup saat terjadi kepunahan massal dan berkembang setelahnya.

"Spesies baru ini membantu menunjukkan betapa cepat mereka berkembang untuk mengambil keuntungan dari kondisi di dunia pascakepunahan," lanjut dia.

Studi tentang fosil ini diterbitkan dalam Zoological Journal of Linnean Society.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement