Selasa 06 Oct 2015 16:15 WIB

Akui Serang Rumah Sakit, AS Harus Bertanggung Jawab

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Operasi tetap berlangsung di RS Dokter Tanpa Batas di ruangan yang masih utuh setelah RS di Kunduz tersebut dibombardir serangan udara AS.
Foto: reuters
Operasi tetap berlangsung di RS Dokter Tanpa Batas di ruangan yang masih utuh setelah RS di Kunduz tersebut dibombardir serangan udara AS.

REPUBLIKA.CO.ID, PENTAGON -- Komandan Amerika Serikat di Afghanistan mengatakan, serangan udara yang secara tak sengaja menyasar rumah sakit di Kunduz dilakukan atas permintaan dari pasukan Afghanistan. Kala itu, pasukan Afghanistan mengaku berada di bawah serangan Taliban dan meminta bantuan.

Seperti dilansir laman Aljazirah, Selasa (6/10), Jenderal John Campbell dalam konferensi persnya di Pentagon Senin (5/10) mengatakan Afghanistan meminta AS melakukan serangan udara demi menghilangkan ancaman Taliban. Namun, serangan ternyata tak sengaja menghantam sejumlah warga sipil.

Ia pun menjanjikan penyelidikan menyeluruh dan transparan terkait insiden tersebut. "Kami akan terus menyelidiki siapa yang bertanggung jawab dan mengambil langkah-langkah untuk memastikan kesalahan tak terulang," ujarnya.

Menanggapi pernyataan Pentagon, lembaga amal medis Médecins Sans Frontières atau Dokter Lintas Batas (MSF) mengatakan Pemerintah AS telah mengakui serangan udara mereka ke rumah sakit MSF di Kunduz.

Dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin, Direktur Umum MSF Christopher Stokes mengatakan, tetap menuntut adanya infestigasi independen terkait kasus ini.

Stokes mengatakan, deskripsi AS mengenai serangan yang menewaskan 22 orang pasien dan staf MSF tersebut masih terus berubah-ubah. Padahal jelas menurutnya, bom AS telah menghantam rumah sakit besar yang penuh dengan pasien luka dan staf MSF.

"Deskripsi mereka terus berubah dari ‘collateral damage’ atau efek bawaan yang tidak diinginkan, insiden tragis, dan kini tampak berupaya menyerahkan tanggung jawab ke pemerintah Afganistan," ujar Stokes melalui siaran persnya.

Militer AS menurutnya tetap harus bertanggung jawab atas target ke rumah sakit. Tidak ada justifikasi yang dapat membenarkan serangan mengerikan ini. "Dengan adanya perbedaan pernyataan antara AS dan Afghanistan tentang kejadian yang sebenarnya, adanya investigasi independen yang transparan semakin penting untuk dilakukan," ungkapnya.

sumber : Aljazirah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement