Rabu 07 Oct 2015 09:29 WIB

Hollande: Kekerasan Air France Ancam Citra Prancis

Direktur Air France yang bertanggung jawab dalam divisi penerbangan jarak jauh Pierre Plissonnier dijaga petugas keamanan setelah dikeroyok massa, Senin (5/10).
Foto: AP Photo/Jacques Brinon
Direktur Air France yang bertanggung jawab dalam divisi penerbangan jarak jauh Pierre Plissonnier dijaga petugas keamanan setelah dikeroyok massa, Senin (5/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande mengecam aksi unjuk rasa dengan kekerasan terhadap petinggi maskapai Air France.

Dia menyebut tindakan para pekerja itu tidak bisa diterima dan mengancam citra Prancis. Hollande mendesak dilakukan dialog yang bertanggung jawab antara manajer dan serikat pekerja mengenai rencana PHK.

"Dialog sosial penting dan ketika diinterupsi dengan kekerasan dan sengketa yang terjadi dalam bentuk yang tidak bisa diterima, hal itu memiliki konsekuensi terhadap citra negara," kata Hollande, seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (6/10).

Manajer SDM Air France Xavier Broseta harus menyelamatkan diri dari massa dengan memanjat pagar. Broseta memanjat pagar dalam keadaan setengah telanjang karena pakaiannya dirobek masaa yang marah.

Hal tersebut juga dialami direktur Air France yang bertanggung jawab dalam divisi penerbangan jarak jauh Pierre Plissonnier.

Air France yang memiliki 52 ribu pegawai berjuang di tengah kompetisi penerbangan global. Pilotnya yang berpenghasilan 280 ribu dolar AS per tahun diminta terbang 100 jam lebih banyak per tahun dengan gaji yang sama. Pembicaraan tersebut gagal pekan lalu.

Justru, perusahaan kini berencana memecat 2.900 pegawainya, mengurangi penerbangan jarak jauh, menjual 14 pesawat dan membatalkan sejumlah pesanan pesawat Boeing 787.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement