Rabu 07 Oct 2015 18:02 WIB

Turis Jerman Tewas Disengat Ubur-Ubur di Thailand

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Ani Nursalikah
Ubur-ubur kotak.
Foto: sciencenews.org
Ubur-ubur kotak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Seorang wisatawan Jerman berusia 20 tahun meninggal di sebuah pulau resor populer di Thailand setelah tersengat ubur-ubur kotak. Ini menjadi kematian ketiga di Thailand dalam 14 bulan akibat salah satu ubur-ubur paling beracun di dunia itu.

Polisi Thewet Pruemsut mengatakan, wisatawan perempuan tersebut berenang pada malam hari di pantai Koh Samui, Selasa (6/10) ketika tersengat ubur-ubur. Sengatan ubur-ubur itu bisa membunuh orang dewasa dalam beberapa menit saja.

Seorang teman perempuannya yang juga wisatawan Jerman tersengat di tangan namun berhasil selamat.

Dua kematian terbaru lainnya karena sengatan ubur-ubur kotak itu terjadi di pulau lain, Koh Phangan atau yang lebih dikenal dengan Full Moon Party. Seorang permepuan Thailand meninggal di sana setelah tersengat pada Agustus lalu, sementara seorang anak laki-laki Prancis berusia lima tahun meninggal karena sengatan pada Agustus tahun lalu.

Polisi di Samui menemui pemilik bisnis dan pejabat kota untuk membahas pencegahan jatuhnya korban ubur-ubur kotak di masa mendatang. Bahaya ubur-ubur kotak rupanya tidak banyak diketahui sebagian besar Thailand.

"Pemilik usaha takut memasang tanda peringatan akan mengurangi jumlah wisatawan, tapi kami menjelaskan perlunya praktik ini," ujar Thewet dilansir dari Washington Post, Rabu (7/10).

Ia mengatakan, ubur-ubur biasanya ditemukan di perairan Thailand selama musim hujan yang berlangsung sekitar Juni hingga Oktober.

Seorang ahli biologi dan wakil dekan Departemen Perikanan di Universitas Kasetsart Bangkok, Thon Thamrongnawasawat mengatakan dalam tujuh tahun terakhir jumlah ubur-ubur kotak di Thailand meningkat karena beberapa faktor, termasuk pemanasan global.

Adanya limbah yang dibuang ke pantai menarik ubur-ubur untuk mencari makanan ke perairan dangkal. Penurunan jumlah penyu yang memakan ubur-ubur juga menjadi penyebab bertambahnya jumlah ubur-ubur.

Tidak seperti banyak ubur-ubur lainnya, ubur-ubur kotak tidak mengapung di permukaan laut. Mereka berenang lebih dalam dan lebih sulit dilihat. "Sehingga dianjurkan untuk tidak berenang di malam hari," ujarnya.

Ubur-ubur kotak memiliki tentakel mencapai tiga meter. Sengatannya begitu menyiksa yang membuat korban mengalami syok dan tenggelam. Mereka yang bisa keluar dari air kebanyakan tewas karena racun yang dengan cepat menyerang jantung dan sistem saraf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement