Rabu 28 Oct 2015 20:11 WIB

Kashmir Minta Dukungan Kemerdekaan dari Indonesia

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Tentara India melakukan patroli ketat di jalan-jalan di ibukota Kashmir, Srinagar, India.
Foto: AP
Tentara India melakukan patroli ketat di jalan-jalan di ibukota Kashmir, Srinagar, India.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terhitung hingga 27 Oktober 2015, India telah menduduki Kashmir selama 68 tahun. Namun, India belum terlihat mau melepaskan Kashmir dan membebaskannya untuk bergabung dengan Pakistan.

Atase Pertahanan Pakistan, Sahid menjelaskan hingga saat ini Kashmir masih dijajah oleh India dan belum ada tanda-tanda akan dilepaskan.

‘’Saya kira semua hampir setuju, Kashmir itu menjadi masalah penjajahan yang dilakukan India,’’ katanya saat pemaparan Black Day Kashmir, di Jakarta, Rabu (28/10).

Padahal, kata dia, Inggris yang pernah menjajah wilayah tersebut sampai akhirnya memberikan kemerdekaan telah memutuskan membagi ke dua wilayah, yaitu India dan Pakistan.

Wilayah kolonial Pakistan untuk penduduknya yang mayoritas beragama Muslim dan India untuk masyarakat yang menganut Hindu. Dia menceritakan, saat itu ada lebih dari 500 kerajaan dan sebagai solusinya, Inggris membebaskan masyarakat memilih ikut negara mana.

Tetapi syaratnya, harus dilihat mayoritas penduduknya beragama apa. Kalau mayoritas Muslim masuk Pakistan, sementara Hindu masuk India. Syarat kedua, geografi alam Kashmir terletak dekat negara mana dan disitulah Kashmir seharusnya bergabung.

‘’Sementara 80 persen penduduk Kashmir beragama Islam, meski ada yang Hindu tapi mayoritas Islam. Kedua, semua sungai-sungai dari Kashmir dan semua jalan raya melalui Pakistan. Oeh karena itu masyarakat berpikir mereka bergabung dengan Paksitan,’’ ujar Sahid.

Tetapi, kata dia, raja yang berkuasa di Kashmir enggan bergabung dengan Pakistan dan justru ingin bersatu dengan India. Kemudian sang raja melarikan diri ke India dan meminta pemerintah menempatkan pasukan ke Kashmir.

‘’Kemudian pada 27 Oktober 1947, tentara India masuk ke Kashmir dan menjajahnya,’’ ujarnya.

Kondisi itu diakuinya terus terjadi dan membuat penduduk Kashmir menderita. Tentara India setiap hari menindas, bahkan tidak segan-segan membunuh warga Kashmir.

Dia meminta  negara-negara luar, termasuk Indonesia mendukung kemerdekaan Kashmir.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement