Rabu 25 Nov 2015 00:05 WIB

Ini Anak-Anak Muslim yang Alami Diskriminasi Akibat Adanya Serangan Paris

Rep: Gita Amanda/ Red: Bilal Ramadhan
Muslim di Prancis (ilustrasi).
Foto: yahoo.bondyblog.fr
Muslim di Prancis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Banyak orang tua merasa sulit menjelaskan serangan yang terjadi di Paris pada Jumat (13/11) lalu. Terlebih bagi para orangtua Muslim, banyak dari anak-anak mereka mempertanyakan perubahan sikap banyak orang terhadap mereka.

"Saat tiba disekolah Senin (23/11) lalu, beberapa teman memperlakukan saya seperti seorang teroris. Saya kemudian berbicara kepada guru saya, dan ia menjelaskan kepada teman-teman sekelas bahwa menjadi Muslim bukan berarti Anda teroris," ujar Ayman (9 tahun).

Bocah lainnya, Mohammed (9 tahun) juga mengisahkan hal senada. Ia mengatakan takut teroris datang ke kotanya dan melakukan hal yang sama. Dilansir BBC News, Selasa (24/11), banyak anak-anak Muslim lain di Prancis mengungkapkan mereka takut, terkejut sekaligus jijik dengan ulah para teroris di Paris.

Salah satu anak Shaima ini mengatakan, selama ini Islam mengajarkannya untuk tak mencuri atau memukul. Sementara Alicia-Rim mengatakan Islam mengajarkan untuk memberi serta membantu orang miskin.

Anak-anak yang lebih tua menjelaskan kegelisahan mereka dengan rinci. Mereka juga mengutuk serangan yang menewaskan sekitar 130 jiwa tersebut.

"Sikap terhadap kami telah berubah sejak 13 November. Pada Senin saya naik metro dengan ibu saya yang mengenakan hijab. Saat masuk kereta, saya mendengar seorang wanita mengatakan 'oh tidak, jangan sekarang' (menerornya). Saya dan ibu tak mengatakan apa-apa, tapi itu menggangguku," ujar Abdelkader (13 tahun).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement