Selasa 01 Dec 2015 16:20 WIB

Cina Mampu Kendalikan Narkoba, Tapi tidak HIV-AIDS

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Andi Nur Aminah
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Direktur Pusat Penelitian Kesehatan Masyarakat Universitas Tsinghua Jing Juni mengatakan pemerintah Cina berhasil mengendalikan penggunaan narkoba dan perdagangan darah. Tetapi gagal dalam mengendalikan penularan HIV-AIDS, Selasa (1/12).

"Pemerintah China berhasil mengkampanyekan program untuk merehabilitasi pecandu heroin dan menutup pusat penjulan darah komersial," ujar dia seperti dilansir New York Times. 

Namun penularan HIV-AIDS justru semakin meningkat pesat akibat infeksi dari hubungan seksual baik lawan jenis maupun sesama jenis. Pemerintah perlu belajar menggunakan soft power melalui pendidikan untuk mengubah perilaku seksual yang menyimpang di masyarakat. 

Sejak 1985 hingga 2005 hanya 0,3 persen infeksi baru dilaporkan di kalangan gay. Pada akhir Juni 2015 angka itu meningakat tajam melebihi 27 persen. 

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AIDS di Cina, Wang Ning mengatakan siswa SMA dan mahasiswa berusia 15-24 tahun adalah kelompok beresiko tinggi. Infeksi sebelumnya terjadi di daerah yang tidak terlalu berkembang. 

Namun kini, infeksi HIV-AIDS telah memasuki perkotaan dan universitas. Meski mereka mengetahui cara mencegah AIDS, tetapi mereka berperilaku dengan risiko tinggi tanpa mempedulikan kecerdasan mereka. 

Penyebaran HIV-AIDS dikalangan anak muda karena pendidikan seks masih jarang diajarkan di sekolah Cina. begitu juga dengan orang tua yang tidak mengajarkannya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement