Jumat 18 Dec 2015 16:58 WIB

PBB: Jumlah Pengungsi Capai Rekor 60 Juta Orang

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Andi Nur Aminah
 Petugas Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mendirikan tenda pengungsian untuk warga Irak yang mengungsi di kota Erbil, Irak.
Foto: EPA/Ahmed Jalil
Petugas Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) mendirikan tenda pengungsian untuk warga Irak yang mengungsi di kota Erbil, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, GENEWA -- Jumlah pengungsi di seluruh dunia tahun ini mencapai rekor baru. Pada Jumat (18/12), PBB mengatakan jumlahnya mencapai 60 juta orang. Sebagian besar pengungsi itu berasal dari Suriah.

Badan PBB untuk pengungsi, UNHCR memperkirakan 20,2 juta pengungsi melarikan diri dari perang. Jumlah ini tertinggi sejak 1992. Sementara 2,5 juta orang adalah pencari suaka yang permintaan suakanya belum dikabulkan.

Sebagian besar menyasar negara Jerman, Rusia dan Amerika Serikat. "2015 adalah tahun dengan jumlah pengungsian terpaksa melebihi 60 juta orang, ini untuk pertama kalinya," kata UNHCR. 

UNHCR menyebut satu dari 122 orang saat ini adalah orang yang terpaksa melarikan diri dari rumahnya. Pada 2014, jumlahnya mencapai 59,5 juta orang. Sekitar 34 juta orang mengungsi hingga pertengahan tahun ini. "Jumlahnya dua juta lebih banyak daripada periode yang sama pada 2014. Sebagian besar berasal dari Yaman yang perang sipilnya meledak pada Maret," tulis UNHCR seperti dikutip Reuters.  

Komisioner tinggi PBB untuk pengungsi Antonio Guterres mengatakan tidak ada yang lebih dibutuhkan selain toleransi, solidaritas dan belas kasihan bagi mereka yang kehilangan segalanya. Negara berkembang yang berbatasan dengan negara konflik menjadi penerima terbesar pangungsi.

PBB memperingatkan tumbuhnya kebencian dan politisasi pengungsi dari fenomena ini. Sejumlah negara konflik adalah negara Muslim seperti Suriah, Afganistan, Irak, Yaman sehingga sensitif terhadap sentimen agama. Selain itu, pengungsi juga berasal dari Ukraina, Somalia, Sudan Selatan, Burundi, Republik Afrika Tengah, juga Kongo.

Sebagian besar dari pengungsi juga tidak bisa pulang. Jumlah mereka yang pulang selalu dalam level terendah sejak tiga dekade lalu. Hanya 84 ribu orang yang pulang pada pertengahan tahun ini. Sementara jumlah yang mengungsi mencapai 107 ribu orang.

"Sebagian besar pengungsi akan tinggal di luar selama bertahun-tahun, jika Anda jadi pengungsi tahun ini, peluang untuk pulang ke rumah bisa jadi dalam 30 tahun ke depan," kata PBB.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement