Ahad 20 Dec 2015 07:38 WIB

Pernyataan Kontroversial Turunkan Elektabilitas Donald Trump

Rep: C35/ Red: Nur Aini
Donald Trump
Foto: EPA/ERIK S. LESSER
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Pernyataan Donald Trump yang ingin melarang Muslim masuk di Amerika Serikat justru menjadi 'senjata makan tuan' bagi dirinya sendiri. Survei dari NBC News menjelaskan bahwa tingkat elektabilitas Donald Trump menurun setelah dia mengeluarkan pernyataan kontroversialnya itu.

Survei tersebut dilakukan pada pekan ini, dan hasilnya menyatakan bahwa tingkat elektabilitas Hillary Clinton masih berada di depan Trump dengan margin sekitar 40 persen hingga 50 persen. Meskipun pernyataannya tersebut mendapat kecaman banyak pihak termasuk walikota Philadelphia yang melaporkannya ke Kepolisian Metropolitan London, Trump tampaknya tidak melakukan sesuatu untuk menjaga popularitasnya di hadapan pemilih partai sayap kanan Republik.

Namun berbeda dengan hasil survei yang dilakukan CNN. Jajak pendapat yang dilakukan CNN sebelum malam debat GOP pada Selasa (15/12) waktu setempat menunjukkan Partai Republik masih mendominasi survei.

Selain itu, masyarakat Irlandia menunjukkan ketidaksepakatan Trump menjadi Presiden Amerika Serikat. Hal tersebut ditunjukkan melalui hasil survei dengan hasil yang memperlihatkan interval kesenjangan yang sangat signifikan.

Hasil survei Amárach Research for Claire Byrne Live yang dirilis the Journal pada Ahad (20/12) tersebut menyebutkan bahwa setelah pernyataan kontroversial itu, pendukung Trump dari Irlandia hanya sekitar 13 persen, sembilan persen laki-laki dan empat persen perempuan. Angka ini merupakan hasil survei dari pemilih pada kisaran umur 18-24 tahun. Hal ini berbeda mencolok dengan pendapat yang menolak Trump sebagai Presiden Amerika yaitu sebesar 83 persen.

Sementara itu untuk penduduk berusia 55 persen ke atas, Trump hanya mendapat dukungan sekitar 1 persen, dan 94 persennya menolak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement