Ahad 07 Feb 2016 16:56 WIB

UE Desak Turki Biarkan Pengungsi Suriah Lintasi Perbatasan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Pengungsi Suriah
Foto: AP
Pengungsi Suriah

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Para pejabat di Uni Eropa (UE) mendesak Turki untuk membiarkan puluhan ribu pengungsi Suriah yang terjebak di perbatasan Suriah-Turki di Kilis setelah melarikan diri dari pertempuran Aleppo.

Pemimpin kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini mengatakan, ada moral dan kewajiban untuk memberikan perlindungan.

Sekitar 35.000 warga Suriah telah melarikan diri setelah rezim melakukan serangan di wilayah yang dikuasai pemberontak di Aleppo beberapa hari lalu.

"Uni Eropa menyediakan dana ke Turki untuk memastikan sumber daya untuk melindungi dan menjadi tuan rumah orang yang mencari suaka," ujar Mogherini seperti dikutip dari laman BBC, Ahad (7/2).

Pada November 2015, Uni Eropa mencapai kesepakatan dengan Turki, memberikan bantuan sebanyak  3 miliar euro (senilai 3,3 miliar dolarAS) untuk merawat para pengungsi Suriah di wilayah Turki.

Permintaan Mogherini juga senada diucapkan Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders, yang negaranya saat ini memegang kepresidenan Uni Eropa.

"Saya melihat foto orang-orang yang berdiri di perbatasan Turki dan saya hanya ingin menggarisbawahi pesan orang yang membutuhkan kemanusiaan harus diizinkan masuk," kata Koenders.

Namun Gubernur Kilis Suleyman Tapsiz mengatakan, langkah itu tidak diperlukan. "Pintu kami tidak ditutup, tetapi saat ini tidak perlu menjadi tuan rumah orang-orang dalam perbatasan kita," katanya.

Turki sudah menjadi tuan rumah terbesar pengungsi Suriah yaitu sekitar2,5 juta jiwa. Dalam beberapa hari terakhir, tentara Suriah  yang didukung oleh serangan udara Rusia  telah membuat serangkaian keuntungan sekitar Aleppo. Mereka menyerang posisi pemberontak di wilayah tersebut.

Sekitar 4,6 juta orang telah melarikan diri Suriah sejak perang dimulai pada 2011. Sebanyak 13,5 juta dikatakan membutuhkan bantuan kemanusiaan di dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement