Rabu 10 Feb 2016 07:37 WIB

Intelijen AS Pesimistis Irak Rebut Mosul dari ISIS di 2016

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
ISIS
Foto: VOA
ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Badan Intelijen Pertahanan Amerika Serikat (AS) Korps Marinir Letnan Jenderal Vincent Stewart, Selasa (9/2) mengatakan, operasi pemerintah Irak untuk merebut kembali Mosul dari tangan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak mungkin dilakukan tahun 2016 ini.

"Mosul akan menjadi operasi yang kompleks. Saya tidak optimistis bahwa kami akan dapat mengubah (merebut kembali Mosul) dalam waktu dekat, tentu bukan tahun ini," ujar Stewart kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat AS seperti dikutip dari laman Channel New Asia, Rabu (10/2).

Ia menambahkan, beberapa operasi isolasi di sekitar Mosul mungkin bisa dilakukan, tetapi untuk mengamankan atau mengambil kembali Mosul adalah operasi yang luas.

Stewart menambahkan, selain mengamankan Ramadi, pasukan Irak harus mengamankan lembah Sungai Efrat antara kota Hit dan Haditha sebelum beralih mengelilingi Mosul.

Pasukan Irak yang didukung oleh serangan udara AS, berhasil merebut kembali Ramadi dari ISIS pada akhir Desember 2015.

Sedangkan Mosul, adalah sebuah kota yang jauh lebih besar dengan penduduk terdiri dari banyak sekte. Bahkan di Ramadi, pasukan Irak masih bekerja untuk mengamankan kota itu dan sekitarnya.

Komentar Stewart lebih pesimistis daripada beberapa prediksi yang diucapkan oleh pejabat AS lainnya dan Irak tentang operasi melawan ISIS.

Sebelumnya, para pejabat Irak baru-baru ini optimistis bahwa Mosul yang dikuasai ISIS pada 2014, akan direbut tahun ini.

"Saya berjanji, setelah Ramadi, lihat apa yang terjadi sekarang di Raqqa di Suriah dan apa yang terjadi di Mosul pada akhir tahun ini," ujar Wakil Presiden AS Joe Biden pada akhir Januari 2016.

 Sementara para pejabat AS lainnya percaya operasi terhadap Mosul masih mungkin terjadi sebelum akhir masa jabatan Presiden AS Barack Obama.

Kuncinya, kata mereka, adalah AS dan sekutu-sekutunya memberikan pelatihan tambahan pasukan Irak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement