Rabu 10 Feb 2016 09:31 WIB

Zimbabwe Mohon Bantuan Uang untuk Hentikan Kelaparan Massal

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Kekeringan
Foto: cbc.ca
Kekeringan

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Pemerintah Zimbabwe, Selasa (9/2), memohon bisnis lokal dan lembaga amal memberikan bantuan lebih dari 1,5 miliar dolar AS untuk menyelamatkan lebih dari seperempat populasi dari kelaparan akibat kekeringan.

"Pemerintah Zimbabwe membutuhkan total 1,57 miliar dolar AS dengan efek dari Februari hingga Desember 2016," kata Wakil Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa saat konferensi pers di ibu kota Harare, seperti dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (10/2).

Ia menambahkan lebih dari tiga juta orang membutuhkan makanan dan air. Jumlah curah hujan sampai saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi rumah tangga dasar. Curah hujan yang minim juga tidak mendukung kebutuhan mata pencaharian, pertanian, dan satwa liar.

Pernyataan Mnangagwa diucapkan hampir sepekan setelah Presiden Robert Mugabe menyatakan keadaan bencana di banyak pedesaan yang dilanda kekeringan parah. Mnangagwa mengatakan,sebelah selatan negaranya mengalami kekeringan terburuk. Puluhan ribu ternak mati, sumur bor kering, dan tingkat bendungan menurun karena rendahnya curah hujan.

"Ada ancaman bagi kehidupan manusia dan hewan. Air yang aman, air irigasi, dan sumber air minum untuk hewan semakin mengering," katanya.

Dia menambahkan, sebagian besar dana bantuan itu  untuk impor bahan makanan, tetapi bagian dari 1,57 miliar dolar AS akan digunakan untuk memperbaiki peralatan irigasi di seluruh negeri untuk meningkatkan produksi pangan. Sekitar 1,5 juta metrik ton jagung akan dibutuhkan untuk makanan orang-orang dari Februari hingga akhir 2016.

Seorang petani di desa Fadzai Johannes mengatakan, pemerintah terus mengatakan mereka akan membantu pihaknya. "Tetapi kami belum melihat apa pun. Aku tidak tahu apa yang akan saya lakukan." kata Johannes.

Pekerja bantuan di negara tersebut kini tidak berharap situasi membaik dalam beberapa pekan mendatang. "Kami mengharapkan hujan turun dari September sampai Oktober, tetapi itu tidak terjadi. Itu berarti sangat sedikit orang telah berhasil menanam tanaman sehingga tidak mungkin ada makanan pada Maret, di mana kami biasanya mengharapkan orang-orang telah panen," kata manajer tanggap darurat organisasi pembangunan Plan International, Hardlife Takada.

Zimbabwe dipengaruhi oleh kekeringan daerah yang diperparah dengan fenomena cuaca El Nino yang juga telah mempengaruhi negara-negara Afrika di sebelah Selatan, termasuk Afrika Selatan, Malawi, dan Zambia.

Baca juga: 8 Atlet Muslimah yang Berani Dobrak Stereotip Perempuan Muslim

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement