Sabtu 13 Feb 2016 07:01 WIB

Korea Utara Usir Warga Korea Selatan

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Bilal Ramadhan
Peta Korea Utara dan tetangganya
Foto: State.gov
Peta Korea Utara dan tetangganya

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Utara (Korut) mengusir semua warga Korea Selatan (KOrsel) dari kompleks industri Kaesong, Kamis (11/2). Korut menempatkan kawasan industri bersama tersebut dibawah pengawasan militer.

Korut mengatakan, pihaknya menyita aset 124 perusahaan Korsel yang pabriknya beroperasi di Kaesong. Mereka juga memutus dua hotline komunikasi dengan Korsel untuk mencegah diskusi resmi lebih lanjut terkait situasi di kompleks industri tersebut.

Sebanyak 280 warga Korsel diperintahkan untuk meninggalkan Kaesang dan akhirnya menyeberangi perbatasan kembali ke Korsel sesaat sebelum pukul 10 malam waktu setempat. Dengan begitu dapat mengurangi kekhawatiran terhadap keselamatan mereka di tengah kemungkinan adanya penahanan.

Kantor berita Korsel Yonhap melaporkan, setelah mereka kembali, Korsel memotong transmisi tenaga listrik dan menghentikan pasokan air ke kompleks.

Langkah-langkah agresif Korut ini menandai eskalasi signifikan dari ketegangan lintas perbatasan yang meningkat sejak Korut melakukan uji coba nuklir bulan lalu dan peluncuran roket jarak jauh akhir pekan lalu.

Sebelumnya pada Rabu, Korsel telah mengumumkan penutupan operasi di Kaesong. Hal ini tentu membuat Korut akan mengalami bencana dan konsekuensi menyakitkan akibat aksinya.

Komite Korea Utara untuk Reunifikasi Damai Korea (CPRK) dalam sebuah pernyataan mengatakan, dengan menutup Kaesong, Korsel telah menghancurkan 'garis hidup terakhir' hubungan kedua Korea dan membuat pernyataan perang.

Hubungan antara kedua negara selalu stabil, tetapi analis menduga situasi saat ini mempertaruhkan perubahan menjadi krisis besar-besaran.

"Sebuah ekskalasi ketegangan tidak bisa dihindari dan saya melihat masalah lebih jauh ke depan dengan Kaesong dan isu-isu aset yang disita, terutama jika Korea Utara memiliterisasi kawasan," ujar seorang profesor Studi Korut di Universitas Dongguk di Seoul Ko Yoo-hwan dilansir Channel News Asia, Jumat (12/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement