Sabtu 13 Feb 2016 04:33 WIB

Pembelaan Arab Saudi Soal Larangan Menyetir Bagi Perempuan

Rep: C27/ Red: Nur Aini
Stiker larangan menyetir bagi perempuan di Arab Saudi
Foto: Gulf News
Stiker larangan menyetir bagi perempuan di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID,MUNICH -- Menteri Luar Negeri Saudi Adel Al-Jubeir mengatakan pemerintahan Arab Saudi telah membuat kemajuan dalam bidang pendidikan untuk perempuan. Pernyataan tersebut terlontar ketika pemerintah didesak tentang pemberian izin perempuan untuk menyetir mobil sendiri.

"Ketika datang ke isu-isu seperti mengemudi perempuan, ini bukan masalah agama, itu masalah sosial," kata Al-Jubeir penonton pada Konferensi Keamanan Munich, Jumat (12/1).

Dia mengegaskan, akan tidak adil jika pemerintah Arab Saudi disudutkan hanya karena belum memberikan izin wanita untuk menyetir. Al-Jubeir meminta publik untuk lebih melihat pada sisi pendidikan yang sudah diperjuangkan.

"Kami pergi dari tidak ada sekolah untuk perempuan pada tahun 1960 untuk pendidikan universal, di mana saat ini 55 persen dari mahasiswa adalah perempuan," kata Al-Jubeir dikutip dari Arabnews, Sabtu (13/2).

Menurut Al-Jubeir, saat ini Arab Saudi  telah memiliki insinyur, pengacara, bahkan pebisnis yang merupakan perempuan. Masalah kesetaraan pendidikan juga terjadi di negara-negara lain.

Dia membandingkan Arab Saudi dengan Amerika Serikat yang membutuhkan waktu 100 tahun setelah kemerdekaan sebelum perempuan diberi hak untuk memilih, dan 100 tahun berikutnya untuk memilih ketua parlemen perempuan pertama.

"Saya tidak mengatakan 'Beri kami 200 tahun. Saya mengatakan 'bersabar. Kami berharap bahwa di dunia modern dengan teknologi dan komunikasi bahwa proses ini dipercepat, tetapi hal-hal mengambil waktu. Kita tidak bisa berharap untuk terburu-buru," ujar Al-Jubeir.

Baca juga: Universitas Al-Azhar Kairo Lawan Propaganda ISIS

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement