Sabtu 13 Feb 2016 09:15 WIB

Distrik Pakistan Larang Perayaan Valentine

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ani Nursalikah
menolak Valentine\'s Day
menolak Valentine\'s Day

REPUBLIKA.CO.ID, KOHAT -- Sebuah distrik di Pakistan bagian timur laut mengeluarkan larangan perayaan hari valentine pada 14 Februari. Pemerintah lokal di Kohat, Khyber Pakhtunkhwa, Jumat (12/2), juga telah meminta polisi menghentikan toko-toko yang menjual pernik valentine seperti kartu.

Distrik Kohat dipimpin oleh partai politik religius. Wilayah ini juga merupakan area perbatasan yang konservatif. "Hari valentine tidak memiliki dasar hukum dan itu bertolak belakang dengan agama kami," kata pejabat distrik, Maulana Niaz Muhammad pada BBC.

Hari Valentine cukup populer di banyak kota Pakistan lainnya. Toko-toko memanfaatkan momen ini untuk meraup keuntungan dengan menjual kartu ucapan dan bunga.

"Memberi kartu dan bunga memang bukan hal buruk, tapi menghubungkannya dengan hari tertentu itu yang tidak baik," kata Muhammad. Menurutnya, praktik tersebut malah dapat mendorong perilaku cabul.

Ada sekitar 30 toko di kota Kohat yang menjual hadiah khusus valentine, termasuk kartu dan bunga. Namun, belum ada tindakan tertentu dilakukan terhadap mereka.

Awal pekan lalu, laporan media mengatakan memberi hadiah saat hari valentine juga dilarang di Islamabad. Namun hal itu disangkal pemerintahnya.

Kelompok-kelompok religius melakukan unjuk rasa untuk kampanye tidak rayakan valentine. Mereka menyebunya tidak sopan dan bisa menurunkan martabat bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement